0%
logo header
Jumat, 13 September 2019 19:26

Memprihatinkan, Ternyata 95,5% Masyarakat Sulsel Tidak Pernah Ke Dokter Gigi

Memprihatinkan, Ternyata 95,5% Masyarakat Sulsel Tidak Pernah Ke Dokter Gigi

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Dari data yang ada, ternyata hampir 100% warga sulsel tidak pernah berkunjung ke medis gigi, untuk perawatan gigi.

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) Drg. M. Ruslin, M.Kes, Ph.D, Sp.BM (K) memaparkan, Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama yang masih perlu dibenahi. Khusus di wilayah Sulawesi Selatan, Riskesdas 2018 menunjukkan baru 8,8% masyarakat menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu dua kali sehari – setelah sarapan dan sebelum tidur. Meski masih tergolong rendah, namun angka ini adalah yang tertinggi secara nasional. Selain itu, ternyata 95,5% masyarakat Sulawesi Selatan tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi.

“ini sangat memprihatinkan, karena masalah gigi bukanlah masalah sepele, begitu pula dengan masalah kesehatan mulut, harus mendapat perhatian seriusnya,” ujarnya.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

karenanya dia berharap dengan adanya BKGN 2019 Makassar menjadi momen tepat bagi masyarakat untuk memulai kebiasaan baik merawat kesehatan gigi dan mulut.

Di kota pertama penyelenggaraan BKGN 2019 ini, mulai 13 hingga 15 September 2019, para dokter gigi berpengalaman di RSGM Kandea bersama mahasiswa FKG Unhas siap memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, edukasi menyikat gigi pada waktu yang tepat, serta anjuran untuk membiasakan berkunjung ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.

Keprihatinan yang sama juga diungkapkan oleh Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia menuturkan.

Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi

“Gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia, buktinya hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat memengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang.” ujatnya.

“Melihat masih dibutuhkannya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara konsisten, di BKGN tahun ini Pepsodent memulai gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ untuk membebaskan senyum keluarga Indonesia dari gigi berlubang. Dalam gerakan ini, tentunya kami merangkul kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut drg. Mirah.

Drg, Mirah menambahkan, “Dalam mendukung gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ yang salah satunya dilaksanakan melalui BKGN 2019, Pepsodent percaya bahwa setiap orang dapat menjadi ‘Pahlawan Senyum’ dengan caranya masing-masing. Mulai dari tenaga medis gigi, mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, orang tua, guru di sekolah, bahkan anak-anak memiliki peran penting untuk melindungi senyum keluarga Indonesia, kapanpun dan dimanapun.”

Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya

Salah satunya ialah Putri Khairunnisa, salah satu mahasiswi FKG Unhas yang aktif mengikuti berbagai kompetisi karya ilmiah dan berbagai kegiatan fakultas, termasuk program “ONE STUDENT Saves ONE FAMILY (OSSOF)” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut sejumlah keluarga prasejahtera di kelurahan Layang.

Putri bercerita, “Saya serta tim yang didampingi dosen pembina berkesempatan membantu sejumlah keluarga. Kami turun langsung ke lapangan untuk memeriksa, memberikan pelayanan dan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut. Salah satu anak dari keluarga yang saya bina memiliki kondisi gigi berlubang yang sangat parah sehingga harus menjalani perawatan intensif. Setelah berhasil diatasi kini ia jadi lebih ceria, tidak mudah sakit, lebih fokus mengikuti kegiatan sekolah, dan yang terpenting ia jadi turut berkontribusi menjadi ‘Pahlawan Senyum’ dengan mengingatkan teman-teman sebayanya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari kondisi yang pernah dialaminya.”

“Digelar di 24 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang, BKGN 2019 memiliki target menjangkau 64.000 orang. Kami ajak masyarakat Makassar untuk berpartisipasi sehingga kita dapat bersama-sama membuat ‘Indonesia Tersenyum’ dengan lebih sehat,” tutup drg. Mirah.

Baca Juga : Korban Kebakaran di Bu’nea Gowa Akan Dibangunkan Rumah Layak Huni

Bertempat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Kandea – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, PT Unilever Indonesia Tbk. melalui brand Pepsodent berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) kembali menggelar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang tahun ini memasuki kali pelaksanaan kesepuluh. Merayakan kesuksesan 10 tahun BKGN, Pepsodent menginisiasi gerakan “Indonesia Tersenyum” yang mengajak semua orang, khususnya masyarakat kota Makassar dan sekitarnya menjadi “Pahlawan Senyum” guna mewujudkan Indonesia bebas gigi berlubang.

Selama sembilan tahun BGKN telah memberi manfaat kepada 250.000 masyarakat Indonesia. Berkat kolaborasi Pepsodent dengan lebih dari 100 PDGI Cabang dan 23 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di seluruh Indonesia, 14.250 dokter gigi dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi juga ikut terlibat di sepanjang pelaksanaan BKGN. (Ahmad)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646