0%
logo header
Selasa, 23 Mei 2023 19:08

Menkeu Sebut Krisis Ekonomi Global Tahun 2023 Masih Suram, Begini Analisis Dosen FEB Unismuh Makassar

Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muthalib. (Istimewa)
Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muthalib. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kondisi perekonomian global tahun 2023 ini, dianggap masih berada dalam fase suram.

Hal itu disampaikan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Sri Mulyani menakar penyebab krisis ini yang melanda sejumlah perbankan di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga : Adakan PKM, Dosen FKIP Unismuh Makassar Gelar Pelatihan di Gowa

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mengatakan masih banyak tantangan yang dihadapi oleh perekonomian global, seperti ketegangan geopolitik, kecepatan perkembangan teknologi, perubahan iklim, inflasi hingga kenaikan suku bunga di berbagai negara.

“Gejolak perbankan di AS dan Eropa juga menambah risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global. Kombinasi dari masih ketatnya likuiditas global, terbatasnya ruang kebijakan di banyak negara, serta persoalan perbankan di AS dan Eropa menyebabkan prospek pertumbuhan ekonomi global 2023 cenderung lemah,” ujarnya, dalam Rapat Paripurna, Jumat (19/5/2023) belum lama ini.

Menanggapi hal tersebut, dosen sekaligus wakil dekan tiga (WD-III), Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB), Unismuh Makassar, Abdul Muttalib, memberikan analisisnya.

Baca Juga : TOC yang Ketiga, HMJ Ekonomi Pembangunan FEB Unismuh Makassar Gelar Seminar Nasional

“Ada sepuluh poin penting terkait analisis pernyataan Menkeu, Sri Mulyani,” kata Abdul Muttalib. Senin (22/5/2023).

Muttalib mengaku, point pertama Krisis Perbankan di AS dan Eropa: Gejolak perbankan di dua wilayah ekonomi utama ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian global.

Krisis perbankan dapat memicu ketidakstabilan finansial, penurunan likuiditas pasar, dan menurunkan kepercayaan investor.

Baca Juga : Apresiasi Mahasiswa Penghafal Qur’an 30 Juz, Amran Sulaiman Berikan Beasiswa

Hal ini, lanjut Muttalib dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan.

“Poin kedua itu, tantangan Lain dalam Perekonomian Global, selain krisis perbankan, faktor-faktor ini dapat menciptakan ketidakpastian dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi,” jelas Muttalib.

Gejolak perbankan di AS dan Eropa juga menambah risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Baca Juga : Kunjungi Unismuh Makassar, Ashabul Kahfi: Mahasiswa Harus Punya Kompeten

Wakil Dekan Tiga itu melanjutkan, Kondisi seperti ketatnya likuiditas global dan terbatasnya ruang kebijakan di banyak negara dapat mempersulit penanganan krisis perbankan, dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global.

“Faktor-faktor yang disebutkan, termasuk krisis perbankan, tantangan geopolitik, dan faktor ekonomi lainnya, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan kondisi yang tidak stabil,” jelasnya.

Kata dia, ada beberapa juga hal yang harus diperhatikan, terkait penyebab dan elemen yang dapat dianalisis.

Baca Juga : Kunjungi Unismuh Makassar, Ashabul Kahfi: Mahasiswa Harus Punya Kompeten

“Krisis perbankan dapat memicu ketidakstabilan finansial, penurunan likuiditas pasar, dan menurunkan kepercayaan investor,” ucapnya.

“Selain krisis perbankan juga, ketegangan geopolitik, perkembangan teknologi yang cepat, perubahan iklim, inflasi, dan kenaikan suku bunga di berbagai negara. Faktor-faktor ini dapat menciptakan ketidakpastian dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi,” tandas Muttalib.

Sementara tiga poin itu dijelaskan Risiko dan Ketidakpastian di Pasar Keuangan Global: Gejolak perbankan di AS dan Eropa juga menambah risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Baca Juga : Kunjungi Unismuh Makassar, Ashabul Kahfi: Mahasiswa Harus Punya Kompeten

Kondisi seperti ketatnya likuiditas global dan terbatasnya ruang kebijakan di banyak negara dapat mempersulit penanganan krisis perbankan dan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global 2023: Berdasarkan pernyataan tersebut, Sri Mulyani menyimpulkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 cenderung lemah.

Faktor-faktor yang disebutkan, termasuk krisis perbankan, tantangan geopolitik, dan faktor ekonomi lainnya, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan kondisi yang tidak stabil.

Baca Juga : Kunjungi Unismuh Makassar, Ashabul Kahfi: Mahasiswa Harus Punya Kompeten

Penting untuk dicatat bahwa analisis ini didasarkan pada pernyataan yang diberikan dan tidak menggambarkan pandangan atau prediksi pribadi saya.

Kondisi ekonomi global sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan realitasnya dapat berbeda dari apa yang diprediksi atau diharapkan.

“Penting untuk mengambil tindakan yang tepat dan kolaboratif untuk mengatasi tantangan ini dan mempromosikan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.

Baca Juga : Kunjungi Unismuh Makassar, Ashabul Kahfi: Mahasiswa Harus Punya Kompeten

“Penting untuk dicatat, bahwa analisis ini didasarkan pada pernyataan yang diberikan dan tidak menggambarkan pandangan atau prediksi pribadi saya. Kondisi ekonomi global sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan realitasnya dapat berbeda dari apa yang diprediksi atau diharapkan,” harapnya. (*)

Penulis : Andi Nurul Gaffar
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646