REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Momen Hari Kebaya Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 Juli menjadi perhatian semua pihak. Salah satunya kalangan legislator perempuan DPRD Sulawesi Selatan.
Untuk memperingati momen tersebut, mereka kompak menggunakan kebaya dalam rapat paripurna DPRD Sulsel dengan agenda penetapan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sulsel tahun 2025-2045 yang digelar Rabu (24/7/2024).
Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari yang menginisiasi hal tersebut menjelaskan bahwa momen ini sangat penting, khususnya bagi kelestarian kebaya sebagai salah satu pakaian nasional.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Peringatan Hari Kebaya Nasional ini adalah kebanggaan perempuan se Indonesia. Kebaya yang awalnya adalah pakaian tradisional dari perempuan Jawa akhirnya menjadi pakaian nasional,” katanya usai rapat paripurna digelar.
Andi Ina pun mengucapkan terima kasih atas perhatian Presiden Joko Widodo yang memberikan perhatian khusus terhadap kelestarian adat istiadat dan budaya di Indonesia.
Dengan adanya peringatan Hari Kebaya Nasional ini, dirinya berharap kedepannya para generasi milenial turut bangga menggunakan kebaya sebagai pakaian khas perempuan Indonesia.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Mungkin nanti bisa diterapkan di sekolah ada hari-hari tertentu mereka menggunakan baju kebaya. Tinggal bagaimana nantinya pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota merealisasikan itu,” tambah Andi Ina.
Sementara itu, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Sulsel, Rismawati Kadir Nyampa menilai bahwa kebaya merupakan pakaian tradisional yang mencerminkan identitas budaya serta simbol keindahan, kekuatan dan keanggunan perempuan Indonesia.
“Kebaya adalah warisan budaya yang menyimpan nilai filosofi mendalam. Melalui momentun peringatan Hari Kebaya Nasional ini diharapkan kebaya semakin digaungkan demi memperkuat identitas budaya kita,” singkatnya. (*)
