REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Berlatar belakang sebagai guru besar kehutanan tentunya Prof. Nurdin Abdullah bisa dipastikan mengetahui betul betapa pentingnya program konservasi hutan di 24 kabupaten kota se-Sulsel.
“Itu program mitigasi, itu sangat penting, terutama mengevakuasi ketika itu ada longsor, hubungan putus, saya kira itu harus dilanjutkan, tapi yang paling penting program konservasi, itu bukan lagi sesuatu yang boleh ditawar, itu keharusan,” tegas mantan Bupati Bantaeng 2008-2018, di depan awak media, Rabu (08/01/2020).
Salah satu langkah menyeimbangkan alam khusus di Sulsel ini harus melakukan konservasi hutan secara bertahap di setiap daerah, terlebih di wilayah bendungan, cekdam agar menjaga hulu.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
“Ketika masuk musim kemarau kita kekurangan air, ketika masuk musim hujan kita kelebihan air, ini tidak seimbang, makanya keseimbangan alam ini harus kita kembalikan,” jelasnya.
Meluapnya air di DAS Walanae, DAS Jeneberang dan DAS Saddang di akibatkan perambahan hutan yang berlebihan, apalagi ditahun 2020 ini. Sesuai dengan tuntutan undang-undang nomor 23 menyerahkan urusan kehutanan ke pemerintah provinsi.
“Makanya ini dalam proses konsolidasi tapi, kita juga harus bersama kabupaten-kota menjaga kelestarian hutan,” kata Nurdin Abdullah. (Thamzil)
