REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Perkembangan sektor perbankan syariah di Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat pada pertumbuhan industri perbankan syariah setiap tahunnya.
Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa kinerja perbankan syariah pada Januari 2025 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Baik pada capaian aset, dana pihak ketiga (DPK), hingga penyaluran kreditnya.
Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin menerangkan, pada periode Januari 2025, aset perbankan syariah berhasil tumbuh sebesar 20,62 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dimana capaiannya tembus Rp16,80 triliun.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
“Begitu pun pada penghimpunan DPK-nya juga tumbuh 17,74 persen atau Rp11,88 triliun,” terangnya, dalam keterangannya, kemarin.
Selanjutnya, di sisi penyaluran pembiayaan untuk perbankan syariah juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,05 persen secara yoy atau menjadi Rp14,32 triliun.
“Tingkat intermediasi perbankan syariah berada pada level 120,50 persen, dengan tingkat Non Performing Financing (NPF) pada level 2,20 persen,” sebutnya.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Sebelumnya, kinerja industri perbankan di Sulawesi Selatan pada Januari 2025 menunjukkan capaian yang positif. Hal ini salah satunya melalui perolehan aset perbankan yang tembus hingga Rp200,37 triliun.
“Aset perbankan kita Rp200,37 triliun di posisi Januari 2025 atau tumbuh sebesar 5,59 persen secara tahunan,” terang Muchlasin.
Kemudian, pada capaian Dana Pihak Ketiga (DPK) atau dana masyarakat di perbankan juga berhasil tumbuh 6,21 persen secara tahunan dengan nominal mencapai Rp134,73 triliun.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
“DPK kita didominasi oleh tabungan dengan share 59,76 persen,” katanya.
Selanjutnya, untuk realisasi kredit yang berhasil disalurkan pada periode yang sama tumbuh sebesar 4,61 persen atau mencapai Rp163,91 triliun. Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 53,98 persen, namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 9,73 persen.
“Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,18 persen,” jelas Muchlasin.
Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
Sementara, untuk kinerja intermediasi perbankan di Sulawesi Selatan dinilai terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,92 persen, dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,83 persen.