0%
logo header
Rabu, 08 Januari 2025 12:58

OJK Catat Capaian Kredit Perbankan Nasional Tembus Rp7,717 Triliun

Chaerani
Editor : Chaerani
Ilustrasi aktivitas perbankan. (Dok. Internet/ndmobile.com)
Ilustrasi aktivitas perbankan. (Dok. Internet/ndmobile.com)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan hingga periode November 2024, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,79 persen secara tahunan atau year to year (yoy) dengan nilai Rp7,717 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, berdasarkan jenis penggunaan kredit perbankan tersebut, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,77 persen, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 10,94 persen.

“Kemudian disusul kontribusi kredit dari kredit modal kerja dengan capaian 8,92 persen,” ungkapnya, dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan OJK, kemarin.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Selanjutnya, ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,41 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,19 persen, sementara kredit UMKM juga tetap tumbuh sebesar 4,02 persen.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 7,54 persen yoy dari periode Oktober 2024 sebesar 6,74 persen yoy atau sebesar Rp8.835,9 triliun. Capaian dana masyarakat di perbankan ini terdiri dari giro yan tumbuh 10,97 persen, tabungan tumbuh sebesar 6,55 persen, dan deposito tumbuh sebesar 5,57 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan pada November 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 112,94 persen dengan capaian di atas threshold sebesar 50 persen. Sementara, Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,57 persen dan masih di atas threshold sebesar 10 persen.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

“Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 213,07 persen,” kata Dian.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,19 persen, dan NPL net sebesar 0,75 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,82 persen. Rasio LaR tersebut sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.

Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,69 persen. Hal ini menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil. Ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi yaitu sebesar 26,92 persen, meskipun sedikit menurun didorong oleh pertumbuhan ATMR yang sejalan dengan pertumbuhan kredit.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

“Kondisi permodalan perbankan yang solid ini akan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global,” ujarnya.

Di sisi lain, porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,28 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per November 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 42,68 persen yoy menjadi Rp21,77 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta di periode yang sama.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646