0%
logo header
Kamis, 13 Juli 2023 20:28

OJK Regional 6 Sebut Aktifitas Jasa Keuangan di Sulsel Tercatat Positif

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua Darwisman (kedua kiri) saat menjelaskan kondisi jasa keuangan di Sulawesi Selatan, kemarin. (Dok. Humas OJK Regional 6)
Kepala OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua Darwisman (kedua kiri) saat menjelaskan kondisi jasa keuangan di Sulawesi Selatan, kemarin. (Dok. Humas OJK Regional 6)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua menyebutkan aktifitas industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan masih tercatat positif. Khususnya pada periode Mei 2023.

Kepala OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua Darwisman mengungkapkan, pada Mei 2023 tercatat aset perbankan di Sulsel tumbuh 8,26 persen secara year of year (yoy) atau mencapai Rp179,06 triliun. Nilai aset perbankan ini berasal dari kontribusi aset Bank Umum sebesar Rp175,55 triliun, dan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp3,51 triliun.

“Dalam aktifitas aset perbankan ini juga dipengaruhi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 4,14 persen secara yoy dengan nominal mencapai Rp119,28 triliun,” katanya dalam keterangannya, kemarin.

Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik

Sementara, pada kontribusi kredit yang berhasil disalurkan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi atau double digit 10,67 persen secara yoy dengan nominal mencapai Rp146,20 triliun. Termasuk kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sekitar 121,78 persen, kemudian tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman yakni 2,74 persen.

“Aset BPR dan BPRS tumbuh double digit 10,90 persen yoy menjadi Rp3,51 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 5,07 persen yoy menjadi Rp2,34 triliun, dan penyaluran kredit juga tumbuh double digit tumbuh 12,16 persen yoy menjadi Rp2,86 triliun,” jelasnya.

Kemudian kata Darwisman, untuk kondisi aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan yakni 12,04 persen yoy dengan nominal Rp12,70 triliun. Penghimpunan DPK dan penyaluran kredit pada perbankan syariah juga mencatakan pertumbuhan 10,63 persen yoy dan 14,08 persen yoy dengan nominal masing-masing Rp8,58 triliun dan Rp10,85 triliun.

Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru

Kondisi jasa keuangan yang positif ini juga berpengaruh dari realisasi kredit kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sulsel yang tumbuh 8,05 persen yoy atau menjadi Rp56,52 triliun. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro sebesar 39,12 persen yoy menjadi Rp29,19 triliun.

“Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 933.803 debitur dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) yang tergolong rendah yakni 3,66 persen,” terangnya.

Pengaruh lainnya yakni pada perkembangan industri pasar modal. Di mana pada posisi Mei 2023 memperlihatkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat pada peningkatan jumlah rekening investasi mulai dari saham, reksadana, dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 41,13 persen secara yoy atau menjadi sebesar 351.601 rekening.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

“Dengan pertumbuhan tertinggi terdapat pada produk reksadana. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Mei 2023 sebesar Rp5,76 triliun,” katanya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646