0%
logo header
Rabu, 26 Februari 2025 09:53

OJK: Sulsel Miliki Banyak Potensi Unggul di Sektor Pertanian hingga Peternakan

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala OJK Sulselbar Darwisman. (Dok. Humas OJK)
Kepala OJK Sulselbar Darwisman. (Dok. Humas OJK)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulsebar) menilai, Sulawesi Selatan memiliki banyak potensi unggulan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Utamanya dalam sektor pertanian, perikanan, hingga peternakan.

Bahkan ketiga sektor tersebut mampu mendukung berbagai program-program pemerintah pusat. Salah satunya pada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dimana dalam program ini akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama.

Pangan utama ini meliputi, padi untuk beras sebagai makanan pokok, sapi potong untuk daging sapi, dan unggas untuk daging ayam dan telur, hingga perikanan untuk ikan dan hasil laut lainnya.

Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel

Kepala OJK Sulselbar Darwisman mengungkapkan, peluang di sektor pertanian misalnya, pada kontribusi holtikultura di Sulawesi Selatan pada jenis tanaman sayuran tertinggi yaitu bawang merah sebesar 14,4 persen, dan cabai rawit yang mencapai 10,9 persen.

Lanjutnya, komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor, namun demikian belum memiliki daya saing global dengan indeks RSCA -0,64 persen pada 2023. Sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit.

“Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan rangking 7 pada produksi cabai rawit,” ungkapnya, dalam keterangannya, Selasa, (26/02/2025).

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Selanjutnya, pada komoditas nanas madu juga menjadi potensi di Sulawesi Selatan, dimana budidaya nanas madu di Desa Jangan-jangan, Kabupaten Barru memiliki potensi lahan seluas 3.000 hektar (Ha). Sementara, saat ini telah berjalan proses budidaya pada 150 hektar lahan.

OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Barru terus berupaya untuk mendorong peningkatan budidaya nanas madu oleh petani termasuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

“OJK juga telah melakukan edukasi kepada petani untuk mendukung penyempurnaan ekosistem bisnis,” terangnya.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Darwisman melanjutkan, pada sektor perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga dengan share sebesar 5,54 persen. Terdapat empat jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulawesi Selatan yaitu Tongkol, Cakalang, Tuna dan Udang. Adapun pada perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) sebesar 27,72 persen terhadap nasional.

“Dengan tiga jenis perikanan budidaya terbesar yaitu rumput laut, bandeng dan udang. Produksi rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan berada di Kabupaten Luwu Timur sebesar 633.924 ton,” jelasnya.

Selanjutnya, penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2024 mencapai Rp539 miliar. Adapun Non Performing Loan (NPL) penyaluran kredit di sub sektor budidaya rumput laut sebesar 3,69 persen. Peyaluran tertinggi di Jeneponto sebesar Rp107 miliar, kemudian di Kota Palopo Rp98 miliar, dan Kabupaten Luwu Utara sebesar Rp70 miliar.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

“Adapun share kredit sub sektor budidaya rumput laut terhadap kredit sektor perikanan sebesar 25,68 persen,” ujarnya.

Pada sektor peternakan Sulawesi Selatan, share sub sektor peternakan terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 6 persen dengan pertumbuhan sebesar 6,49 persen pada 2023. Adapun produksi daging ternak di Sulawesi Selatan didominasi oleh daging ternak sapi dengan share sebesar 63,15 persen.

Sementara di sektor pertanian, pada penyaluran kredit sektor pertanian dan perkebunan didominasi oleh komoditas padi seebsar 46,48 persen, dan pada sektor peternakan didominasi oleh sapi potong sebesar 43,38 persen, dan unggas sebesar 34,09 persen.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

“Penyaluran kredit yang telah terfokus pada komoditas ini berpotensi mempercepat peningkatan kapasitas produksi petani dan peternak serta mendukung program makan bergizi gratis,” katanya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646