REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) mengajak puluhan jurnalis dari wilayah kerja Kota Makassar berkunjung ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX), di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan.
Kunjungan tersebut dipimpin langsung Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dan pimpinan pejabat OJK Sulselbar lainnya, serta diterima Direktur Utama BEI Iman Rachman, serta jajaran lainnya.
Darwisman mengatakan, di dalam kegiatan ini tentunya para peserta (jurnalis) dapat belajar seperti apa mekanisme bertransaksi di pasar modal. Selain itu, dengan datang berkunjung langsung tentunya bisa menambah pemahaman dan pengetahuan baru sehingga akan meningkatkan kualitas penulisan. Khususnya pada isu pasar saham.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Semoga dengan materi yang didapatkan disini akan menambah pemahaman lebih spesifik tentang perkembangan pasar modal. Apalagi manfaatnya bukan hanya mendukung aktivitas pekerjaan tetapi juga pemahaman secara pribadi, misalnya cara berinvestasi yang benar di dunia pasar saham,” ujarnya, dalam kunjungan, Senin, (02/12/2024).
Lanjutnya, kolaborasi dan sinergi OJK bersama BEI baik ditingkat nasional maupun di Sulawesi Selatan melalui penguatan pendalaman pasar atau market di dunia pasar saham berjalan dengan baik. Termasuk dalam rangka penguatan literasi dan akses pasar saham ke masyarakat.
“Termasuk juga melalui sinergi OJK dan BEI dalam kolaborasinya menyukseskan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang dilaksanakan Oktober lalu,” ujarnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Dalam kunjungan tersebut juga diisi Kelas Mengenal Pasar Saham yang dibawakan langsung Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3 IDX Kemas M. Rumaiyar.
Kemas mengungkapkan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengatur keuangan. Pertama, stop melakukan pemborosan, di mana dilakukan dengan membedakan yang ingin dibeli dan yang perlu dibeli. Tak hanya itu self reward memang dianggap perlu, hanya saja tidak untuk berlebihan.
Kedua, penghasilan naik, pengeluaran jangan naik, sebab tidak akan terjadi peningkatan finansial. Ketiga, hindari hutang untuk membeli barang konsumsi. Misalnya, kebanyakan masyarakat hari ini lebih banyak menggunakan kartu kredit hanya untuk pembelian bensin, baju, dan barang konsumsi lainnya.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
“Hal penting lainnya yaitu mulai berinvestasi untuk mengalahkan inflasi dan mempersiapkan masa depan,” ujarnya.
Kemudian, pada tahapan-tahapan memulai investasi khususnya bagi kalangan muda yaitu dengan memperhatikan beberapa hal. Mulai dari, sesuaikan dengan anggaran atau budget, selft assessment, dan tentukan tujuan investasi.
“Melakukan investasi itu boleh karena suka dengan produknya, suka dengan pengalaman seseorang yang telah menggunakan produk investasi, ataupun sesuai dengan tujuan jangka panjangnya. Hanya saja yang perlu diketahui melakukan investasi itu harus menerima resiko, misalnya perusahaan yang dibeli sahamnya itu bangkrut dan lainnya,” ujarnya.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Kemas menyebutkan, beberapa produk pasar modal yang dapat digunakan antara lain, saham, reksadana, Exchange Traded Fund (ETF), Efek Beragun Aset (EBA), Obligasi, Sukuk, Dire, dan Crowd Funding.
Kemudian, pada data IDX dari 20 perusahaan bursa terbesar di Indonesia. Mulai dari Bank Central Asia Tbk, Barito Renewables Energy Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Amman Mineral International Tbk, Astra Indonesia Tbk, dan lainnya memiliki market kapitalisasi sekitar Rp7,752 triliun.
