0%
logo header
Sabtu, 14 Desember 2024 07:31

Oktober 2024, Kredit Investasi Nasional Tumbuh 13,63 Persen

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan, melalui virtual, kemarin. (Dok. Tangkapan Layar)
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan, melalui virtual, kemarin. (Dok. Tangkapan Layar)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Kinerja perbankan secara nasional hingga periode Oktober 2024 mengalami pertumbuhan positif. Salah satunya dalam sektor kredit perbankan, utamanya pada kinerja kredit investasi.

“Untuk kinerja kreditnya pada jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,63 persen. Kemudian, diikuti kredit konsumsi 11,01 persen, sedangkan kredit modal kerja 9,25 persen,” terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan, melalui virtual, kemarin.

Tak hanya itu, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,92 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau menjadi Rp7.656,90 triliun.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Ia melanjutkan, sementara pada kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,64 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,08 persen, sementara kredit UMKM juga tetap tumbuh sebesar 4,76 persen.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 6,74 persen yoy menjadi Rp8.751,16 triliun, dengan giro tumbuh 6,72 persen, tabungan 7,43
persen, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 6,18 persen yoy.

Pada kinerja likuiditas industri perbankan pada Oktober 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 113,64 persen dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen, serta Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tumbuh 25,58 persen, dengan di atas threshold 10 persen.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 222,70 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di level 129,50 persen. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,20 persen dan NPL net sebesar 0,77 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,94 persen.

Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019. Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,73 persen, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 27,07 persen, dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Di sisi lain, porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,28 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Per Oktober 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 47,92 persen yoy menjadi Rp21,25 triliun, dengan total jumlah rekening 23,27 juta.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646