0%
logo header
Jumat, 14 September 2018 09:35

OPINI : Eksistensi Perempuan Dalam Bingkai Demokrasi

OPINI : Eksistensi Perempuan Dalam Bingkai Demokrasi

Oleh : Ufrah Salama

REPUBLIKNEWS.CO.ID, OPINI — Pada hakikatnya perempuan memiliki peranan yang tak kalah pentingnya dengan kaum Adam. Olehnya itu kesuksesan dan kemajuan dalam berbagai hal merupakan kesaksian yang nyata di Negara kita tercinta ini yaitu Negara Indonesia yang telah membuka mata kepala bagi kita semua bahwa hal tersebut tidak lahir begitu saja, namun kesemua itu merupakan wujud existensi perjuangan perempuan-perempuan hebat.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “kemajuan suatu bangsa bersumber dari tolak ukur kaum perempuan”. Itulah sebabnya perempuan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa Indonesia dalam berbagai hal, khususnya dalam dunia Demokrasi yang semakin hari semakin kompleks dan memerlukan perjuangan yang begitu berat dalam menjawab tantangan Zaman dalam dunia Demokrasi.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Sangat pantas ketika posisi perempuan di dunia politik menjadi barometer perkembangan kemajuan suatu bangsa untuk mencapai hasil-hasil positif dalam berdemokrasi dan perpolitikan di Indonesia yang saat ini membutuhkan kontribusi perempuan yang berkualitas dan mempunyai kapasitas serta nyali dalam berdemokrasi secara positif.

Nampak sangat jelas bahwasanya dari tahun ke tahun partisipasi perempuan sangat dinantikan dan bahkan dalam UU no. 7 tahun 2017 ditekankan mengenai affirmatif action terkait keterlibatan perempuan sebanyak 30% dalam memberikan kontribusi positif dalam berpartisipasi di dunia Demokrasi, hal tersebut memberikan energi besar bagi kalangan perempuan dalam mempersiapkan eksistensinya di panggung demokrasi demi terwujudnya demokrasi yang sehat sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam menyukseskan negara demokrasi.

Sejarah telah mencatat bahwa keterlibatan perempuan dalam berjuang sejak dahulu kala telah ada, khususnya di Sulawesi Selatan. Beberapa perempuan hebat berdarah Bugis gugur di medan perang seperti “Collieq pujie” sosok perempuan asal Bugis Barru yang senantiasa berjuang menjaga keutuhan “kitab ILLagaligo” yang merupakan sastra terpanjang di dunia sehingga sampai hari ini masih menjadi sumber kajian sastra budaya bagi masyarakat Bugis pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. “Emmy Saelan” yang yang berhasil memukul mundur pasukan VOC Belanda hingga nafas maut menjemputnya di medan perang merupakan bukti existensi perempuan dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia, Battaritoja yang merupakan Raja perempuan Bone yang ke 17  berhasil melakukan negosiasi kepada Raja Wajo “Lamddukkeleng” dalam memperjuangkan daerah kekuasaannya sehingga sampai saat ini Sungai Walanae masih tetap Menjadi kawasan Kabupaten Bone, hal ini juga merupakan bukti partisipasi perempuan dalam berjuang dalam berjuang mempertahankan wilayah negeri Bone masa itu sebelum lahirnya Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).

Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi

Oleh karena itu hak-hak perempuan tetap diperjuangkan dalam mengaktualisasikan dirinya di panggung manapun.

Sebagai benang merah bahwa “partisipasi perempuan dalam dunia kepemiluan merupakan hal yang penting untuk perkembangan dan kemajuan demokrasi di Indonesia, meskipun partisipasi perempuan seringkali menjadi hal yang sangat kompleks sebagai negara berkembang. Ketidak adilan gender dalam struktur dan budaya masyarakat Indonesia yang kerapkali menempatkan perempuan sebagai kaum lemah masih menjadi tantangan berat bagi kaum perempuan yang tak bisa dinafikkan. sebagai penulis menaruh harapan besar kiranya kebijakan affirmasi yang bertujuan memberikan peluang terhadap perempuan, agar sebagai kelompok marginal bisa berintegrasi dalam kehidupan publik secara adil.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646