Oleh: Ahmad Kohawan (Pegiat Literasi KotanParepare)
“Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.” – Gus Dur
Natal, bagi yang merayakannya, adalah momen penuh kegembiraan dan suka cita. Namun, bagi Tante Uli, suasana Natal kali ini terasa berbeda, jauh dari kebahagiaan.
Baca Juga : OPINI: Parepare Kini Parepare Harmoni Parepare Manusiawi
Tante Uli adalah sosok sederhana sekaligus paling ‘senior’ di kantor (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare). Ia bekerja sebagai tenaga honorer, dan telah menetap di salah satu ruangan kantor selama bertahun-tahun. Cerita hidupnya terkait erat dengan tempat ini—mendiang orang tua dan kakaknya juga pernah menjadi honorer di sini. Kini, giliran Tante Uli yang melanjutkan tugas keluarga: menjaga, membersihkan, membuka, dan menutup ruang kantor.
Di usianya yang tidak muda lagi, Tante Uli tetap giat menjalankan tugasnya dengan semangat. Meski sering kali gajinya tersendat—bahkan pernah lima bulan tidak menerima gaji—ia berusaha bertahan. Ia sempat membuka kantin kecil di kantor untuk menambah penghasilan. Kopi racikannya selalu disukai, sama seperti obrolannya yang hangat dan menyenangkan. Itu semua terjadi sebelum kantor direnovasi.
Saat ini, kantor tengah direnovasi, termasuk ruangan yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Karena tidak memiliki rumah sendiri, Tante Uli sementara diizinkan tinggal di kantin kantor—bangunan kayu dan bambu yang jauh dari layak huni. Saat hujan deras, ia bahkan harus pindah ke masjid kantor untuk tidur. Sebuah kenyataan pahit yang harus diterima dengan tabah.
Baca Juga : Pilkada Kabupaten Barru: Andi Ina dan Abustan, Solusi Politik dan Teknokratik untuk Kabupaten Barru
Saya yakin, Tante Uli sering menangis dalam kesendiriannya. Bagaimana mungkin ia bisa merayakan Natal dengan gembira? Tidak ada pohon Natal, lilin, atau hiasan lainnya. Lagu-lagu Natal hanya terdengar sebagai gumaman lirih, disertai senyum getir.
Bagi Tante Uli, perayaan lahirnya Sang Juru Selamat, Yesus Kristus, tahun ini mungkin menjadi Natal yang paling sunyi. Ia merayakannya seorang diri.
Selamat Natal, Tante Uli.
Baca Juga : Judi Slot Adalah Hobi Baru Bangsa Ini yang Merubah Asa Menjadi Asu
Saya sesekali melihat kembali foto pohon Natal Tante Uli dua tahun lalu, saat kantor belum direnovasi. *Bagi yang ingin berbagi, Anda bisa menemui Tante Uli di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare.