0%
logo header
Selasa, 23 Agustus 2022 14:10

Pedagang Aktif di WKM Banjarmasin Minta Solusi, wali Kota Ibnu Sina: Biar Diseleksi Investor Swasta

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Kawasan Wisata Kuliner Mandiri yang terletak di Jalan Pos atau tembusan Jalan Hasanudin HM, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)
Kawasan Wisata Kuliner Mandiri yang terletak di Jalan Pos atau tembusan Jalan Hasanudin HM, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin menggusur Wisata Kuliner Mandiri (WKM) yang akan diubah menjadi Kota Lama Riverside (KLR) di Jalan Pos atau tembusan Jalan Hasanudin HM, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, yang menyebut kawasan yang lama akan dibersihkan dan direnovasi dengan yang baru, sesuai dengan konsep Water Front City.

“Dengan investor swasta masuk, maka akan ditata kawasan lama itu. Dirombak total,” ucap Ibnu Sina kepada republiknews.co.id, pada Senin (22/8/2022) kemarin.

Baca Juga : Jasa Raharja Kalsel Dukung Indonesia Bebas ODOL, FKLL Tegaskan Sinergi Pengawasan

Terkait nasib keenam pedagang yang aktif di WKM, Ibnu menyampaikan bahwa sebagian akan dirangkul, namun tetap akan diseleksi oleh pihak investor swasta tersebut. Dia mengaku, kawasan ini pernah berkembang sehingga perlu penataan ulang dengan design baru. “Designnya sudah ada, dan masih proses,” ujarnya.

Ibnu bilang, kawasan itu hanya sebagian saja digunakan oleh investor swasta. Dan masih ada sebagian lahan, kata dia, dapat ditawarkan ke pihak lainnya.

“Nanti kita kembangkan. Inikan baru separo, sisanya masih ada. Dan bisa kita tawarkan ke perbankkan atau pihak swasta lainnya,” ucapnya.

Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Kakorlantas Polri dan Jasa Raharja Bahas Strategi Keselamatan Lalu Lintas

Mengisi di wilayah itu, kata Ibnu, masih dalam upaya penilaian dari seberapa kontribusinya. Selama itu, kata dia, membuat perkembangan atau progres dari tempat barunya.

Berdasarkan desah-desuh informasi yang dihimpun oleh Republiknews bahwa ada 20 kios nantinya mengisi di Kota Lama Riverside. Dengan posisi yang sama dengan WKM, kios berkonsep ala kafe itu menghadap pinggiran sungai dengan sesuai namanya sendiri.

Saat meninjau langsung ke kawasan WKM. Bertemu Yadi, mantan Wakil Ketua Koperasi Wisata Kuliner Mandiri itu mengaku bahwa pihaknya belum ditemui langsung oleh Pemkot Banjarmasin, khususnya Wali Kota Ibnu Sina. Kata dia, seharusnya pihak Pemkot Banjarmasin melakukan survey dan pendataan warung-warung yang aktif, serta bagaimana nasibnya jika ada inverstor swasta yang masuk?

Baca Juga : Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp650 Juta untuk Korban Kecelakaan Selama PAM Lebaran 2025 di Kalsel

“Andai Ibnu Sina mau berkunjung ke sini, dan mengetahui ada warung yang aktif, maka kita obrolkan bersama. Cari solusi dan kebijaksanaannya gimana,” ungkap Yadi.

Terkait pernyataan dari Ibnu Sina ingin merangkul, Yadi beranggapan bahwa hanya Lip Service semata. Kalau tanpa jaminan tertulis, menurutnya hanya janji manis yang membuat pedagang terkatung-katung tanpa kejelasan statusnya.

“Coba bayangkan kalau sudah dikeluarkan, dan proses renovasinya memakan waktu 4 bulanan baru selesai. Kira-kira masih ingatlah dengan pedagang asal,” katanya.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, menjelaskan perkara pedagang aktif di WKM, Banjarmasin. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

Kemudian, kata Yadi, apabila ada jaminan tertulis dari Pemkot Banjarmasin dengan investor baru itu. Maka, kata dia, mereka mempercayai adanya tindakan dalam merangkul tersebut.

“Kesimpulan sementara, selama belum ada pendataan, survey lapangan terhadap pedagang itu semua hanya lip service dari Pak Wali Kota alias sekadar basa-basi di hadapan para jurnalis,” tegasnya.

Yadi menyampaikan selama 2 minggu maksimal ke depannya, baik tidak ada pendataan dan survey terhadap pedagang yang benar-benar aktif di KWM.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

“Maka sudah bisa dipastikan jawaban Pak Ibnu hanya sekadar politis,” jelasnya.

Seharusnya, kata Yadi, tenggang waktu yang diberikan pinjam sewa lahan masih setahun. Sejak 2013, dia menginisiasi koperasi bersama pedagang lainnya di era H Muhidin, Wali Kota Banjarmasin periode 2010-2015.

“Pengurus koperasi pertama yang membangun awal KWM bersama Dinas Koperasi & UMKM. Pihak kami menerima dana hibah kementrian waktu itu, kebetulan ada program untuk 50 UMKM. Kami ajukan, akhirnya dapat terealisasi kawasan ini,” kisah Yadi.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

Tempat-tempat kios lama ini, kata Yadi, secara tidak langsung milik koperasi yang telah berjuang mendirikan kawasan tersebut. Cor lahan, kata dia, memang bantuan langsung dari pemkot era Muhidin. “Sepanjang pagar serta berdirinya atap kanopi baja itu dianggarkan 20 Juta, Acil Muzahidah yang mengurusnya ke Bank Mandiri,” ujarnya.

Keluhan Pedagang Aktif di WKM
Ada 2 pedagang aktif yang angkat bicara soal penggusuran ini, yakni Muzahidah (41) dan Rusmiati (57). Mereka saling bergantian mengisi waktu siang dan malam, berjualan dengan pasarnya sendiri.

Muzahidah memiliki warung bernama Depot Acha. Dia berjualan pada malam hari, tepatnya buka pada jam 19.00 Wita. Pembelinya beragam dari pelbagai kalangan, terlebih ramainya Kota Lama.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

“Saya bersyukur kembali ramai lagi pembeli setelah pandemi. Warung kami sering diserbu oleh pengunjung Kota Lama,” ungkap Muzahidah, bersemangat.

Namun, kabar buruk didengarnya bahwa kawasan yang ditempatinya itu akan digusur. Hari Jum’at (19/8) lalu, Muzahidah menceritakan bahwa dipanggil Bu Lurah untuk bertemu dalam pembahasan tersebut.

“Kami disuruh membongkar warung sebelum tanggal 24 September,” ungkap Muzahidah.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

Kata Muzahidah, pihaknya akan dijanjikan untuk mendapatkan uang tali asih. Terkait nilainya, kata dia, belum ada angka yang pasti diberi ke pedagang-pedagang yang aktif, serta kios yang menghuni di sana. “Harusnya, setahun lagi kami di sini. Aneh aja, tiba-tiba disuruh membongkar,” ujarnya.

Pedagang di Kawasan Wisata Kuliner Mandiri Kota Banjarmasin. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)

Muzahidah mengaku terkejut aja setelah mendengar kabar itu. Terlebih, kata dia, hanya ada uang ganti rugi. “Kami inginnya tetap di sini. Diberdayakan, dan siap merubah konsep,” ungkapnya.

Sejauh tidak membebankan, Muzahidah siap masuk ke kawasan baru. Ada 6 pedagang, kata dia, perlu difasilitasi agar tidak memutus mata pencaharian mereka untuk hidup. “Kami minta hati nuraninya aja lagi,” ungkap dia.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

Sementara, kisah pedagang Rusmiati kekeuh ingin bertahan di KWM. Menurutnya, selama pandemi saja warungnya tetap buka.

“Selama pandemi aja. Saya tetap buka warung, walau kadang sepi. Cuma itulah, kami tetap bertahan,” cerita Rusmiati atau akrab disapa Acil Irus.

Mendengar kabar itu, Irus merasa keberatan jika digusur apalagi mengikuti konsep baru dengan sewaan yang mahal. Namun, kata dia, apabila direnovasi dengan konsep warung maka dirinya siap gabung.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

“Saya cuma keberatan di angka sewanya aja. Kalo mau berubah, siap menyesuaikan. Tapi gak kafe-kafe juga,” jelasnya.

Dengan kasus ini, Isur meminta Walikota Ibnu Sina setidaknya mau berkunjung ke warung-warung yang masih aktif, serta membicarakan solusi bersama. “Pada intinya, tidak main potong-potong saja. Kami punya keluarga yang harus dibiayai,” pungkasnya.

Penulis : Rahim Arza
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646