0%
logo header
Kamis, 02 Maret 2023 14:15

Pelajar Asal Maros Antusias Belajar Sejarah Gowa di Museum Balla Lompoa

Chaerani
Editor : Chaerani
Rombongan siswa UPT SDN 128 Inpres Minasabaji, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros terlihat antusias saat melihat salah satu koleksi peninggalan sejarah dan budaya Kabupaten Gowa, saat melakukan kunjungan di Museum Balla Lompoa, kemarin. (Chaerani/Republiknews.co.id)
Rombongan siswa UPT SDN 128 Inpres Minasabaji, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros terlihat antusias saat melihat salah satu koleksi peninggalan sejarah dan budaya Kabupaten Gowa, saat melakukan kunjungan di Museum Balla Lompoa, kemarin. (Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Sejumlah pelajar dari UPT Sekolah Dasar Negeri (SDN) 128 Inpres Minasabaji, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros terlihat antusias saat melihat sejumlah peninggalan sejarah dan budaya yang terpanjang rapi di Museum Balla Lompoa, Kabupaten Gowa.

Beberapa siswa telihat secara seksama melihat detail koleksi yang terpasang di dalam lemari kayu tersebut, beberapa lainnya mengabadikan koleksi melalui telpon pintarnya. Sebagai siswa juga justru memilih berselfie bersama sejumlah koleksi yang ada.

“Baru pertama kali kesini, sangat bagus sekali disini. Saya tadi melihat koin, mahkota, baju, dan foto-foto raja,” kata salah satu siswa Najwa Aulia Ramadhani di sela-sela melihat koleksi, kemarin.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Siswa kelas 5 SDN 128 Inpres Minasabaji ini mengaku, kedatangannya bersama guru dan kepala sekolah untuk melihat langsung sejarah yang ada di Kabupaten Gowa. Sebab, selain ke musuem, dirinya bersama puluhan siswa lainnya juga diajak ke lokasi sejarah lainnya seperti Makam Sultan Hasanuddin, Masjid Tua Katangka, dan Makam Syekh Yusuf.

“Kita disuruh ibu guru mencatat apa-apa yang dilihat terus disuruh tulis di buku untuk diperiksa nantinya. Kami senang karena perjalanannya juga seru,” tutup Najwa.

Sementara, salah satu guru UPT SDN 128 Inpres Minasabaji Fitriasari mengungkapkan, kunjungan siswa ke museum ini memang merupakan program belajar yang telah lama dilakukan pihak sekolah melalui pembelajaran di tempat-tempat bersejarah. Hanya saja sempat tertunda karena adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

“Sebenarnya kalau di sekolah itu kan ada materi mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dulu memang setiap tahun kita adakan. Cuman sempat terkendala karena pandemi Covid-19 makanya tertunda, baru lagi kali ini kita sempatkan,” ungkapnya.

Guru Kelas 5 ini menyebutkan, dalam kunjungan kali ini pihak sekolah membawa rombongan sekitar 55 siswa yang terdiri dari kelas 4 hingga kelas 6 dan 10 guru sebagai pendamping siswa. Dalam kunjungan ini para siswa diminta membuat laporan berdasarkan kurikulum yang ada, atau sesuai capaian di tingkatan kelas masing-masing.

“Laporannya masing-masing dan berbeda, sesuai apa yang mereka ingin capai. Misalnya, di kelas 5 itu mereka akan membuat laporan berdasarkan apa yang mereka dapatkan dalam kunjungan. Baik berupa sejarahnya, koleksinya dan lainnya,” terangnya.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Mengajarkan sejarah dan budaya daerah melalui museum memang merupakan hal yang perlu terus dilakukan. Termasuk keberadaan Balla Lompoa yang dimiliki tiap-tiap daerah sangat perlu diketahui oleh anak-anak sejak dini. Apalagi ini akan membantu siswa-siswi (anak-anak) dalam mengenal dan mencintai budaya dan sejarah masing-masing daerah, termasuk menghargai peninggalan budaya dan sejarah lokalnya sendiri.

“Biasanya Balla Lompoa yang merupakan peninggalan sejarah itu mereka hanya mendengar dan melihat di internet. Sehingga jika mereka mendatangi langsung itu akan berbeda kesannya, dan saya rasa kalau anak-anak itu sangat membantu,” aku Fitri.

Ia pun merasa takjub dengan perubahan kawasan Balla Lompoa saat ini, sebab diakui terakhir berkunjung pada 2016 lalu lokasi kawasan Balla Lompoa yang berlokasi di Jalan M. Wahid Hasyim tidak seperti sekarang ini.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

“Kami melihat ada perubahan yang cukup signifikan. Mulai dari pelayanannya yang lebih terarah lagi, tempatnya yang semakin bagus dan suasananya juga sangat berbeda,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa Ikbal Thiro mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Baik lembaga, maupun pihak sekolah yang ada di Kabupaten Gowa untuk bisa menjadwalkan secara rutin siswa-siswi mereka berkunjung dan belajar di Musuem Balla Lompoa.

“Kami memang ada bekerjasama dengan sekolah dan lembaga seperti LCM Rajawali dan Pandawa Makassar untuk bersinergi agar bisa menyiapkan program belajar atau berwisata di Musuem Balla Lompoa. Karena memang museum salah satu sarana edukasi bagi generasi kita untuk mempelajari sejarah dan budaya daerahnya,” katanya.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Ikbal mengaku, gerakan mengajak pelajar ke museum ini untuk melestarikan budaya dan sejarah Kabupaten Gowa ke generasi dini dan milenial. Apalagi, ini juga menjadi program nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan tagline Ayo ke Museum, Kenali Sejarahmu, Kenali Budayamu, dan Museum di Hatiku.

“Kita juga sangat di supoort pemerintah pusat melalui Kemendikbud Ristek bagaimana menyiapkan museum itu sebagai destinasi wisata yang ingin dikunjungi melalui bantuan dana khusus. Dengan menyiapkan wajah dan sarana yang berkualitas di museum, tentunya masyarakat atau wisatawan akan senang berkunjung,” katanya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646