0%
logo header
Minggu, 25 September 2022 09:15

Pelanggan Keluhkan Air Tak Mengalir Hingga Air Keruh dan Berbau, Ini Penjelasan PDAM Sinjai

Rizal
Editor : Rizal
Ilustrasi Air Tidak Mengalir.
Ilustrasi Air Tidak Mengalir.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, SINJAI – Sejak lima hari belakangan ini pasokan air dari PDAM Sinjai tak juga mengalir. Jika pun mengalir, maka airnya cenderung keruh, berbau hingga berwarna kecoklatan.

Sejak terjadinya kebocoran pipa pada 21 September lalu di pipa induk Balantieng di Kecamatan Sinjai Selatan, sejumlah pelanggan mengeluh soal kualitas air PDAM Sinjai yang semakin menurun tersebut. Sebagian wilayah yang terdampak pun hingga kini masih menunggu kapan tetesan air mengalir dengan lancar.

Kondisi ini pun dikeluhkan oleh para pelanggan. Salah satunya Haeril Putra. Ia mengaku selama lima hari ini harus merogoh kocek pribadi guna membeli air galon untuk keperluan mandi setiap hari.

Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik

“Sudah beberapa hari tidak mengalir. Ditambah kualitas airnya yang keruh, jika diminum tentu berbahaya buat kesehatan. Apalagi digunakan untuk mandi, bisa kena penyakit kulit,” kata Haeril saat dikonfirmasi, Minggu (25/9/2022).

Untuk itu, ia meminta kepada pihak PDAM Sinjai untuk serius melakukan penanganan terhadap masalah ini. Sebab katanya, dalam kurun waktu lima bulan terakhir, pelayanan PDAM kurang maksimal.

“Kalau kondisi seperti ini, kasihan masyarakat Sinjai yang tiap bulan airnya tidak mengalir sehingga harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air,” tambahnya.

Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru

Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Sinjai Bersatu, Nasrullah Mustamin menjelaskan bahwa tersendatnya aliran air ke pelanggan kali ini disebabkan oleh adanya kebocoran pipa induk yang terletak di daerah Gareccing dan Leppang di Kecamatan Sinjai Selatan.

Menurutnya, kebocoran itu terjadi sejak running test sebelum penyerahan oleh kontraktor ke pihak PPK beberapa tahun lalu. Sehingga, saat kebocoran dan menggunakan dresser joint atau sambungan pipa, kontraktor mengakalinya dengan menutup menggunakan cor beton.

“Titik kebocoran sudah kita gali dan mengganti dengan memodifikasi dresser joint dengan pipa GIP agar dresser-nya lebih panjang. Insyaallah, mudah-mudahan besok distribusi air segera normal,” kata Nasrullah Mustamin saat dikonfirmasi via WhatsApp, Sabtu (24/9/2022) kemarin.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Terkait keluhan mengenai kualitas air yang keruh, menurutnya hal tersebut disebabkan oleh tingkat sedimen dari intake Sungai Tangka yang tiba-tiba menjadi semakin tinggi.

Kemungkinan, katanya, ada pembersihan sedimen oleh salah satu PLTA di Kecamatan Sinjai Barat namun tanpa pemberitahuan sebelumnya. Pihaknya pun baru mengetahui jika tingkat kekeruhan semakin tinggi setelah masuk di reservoar. Butuh waktu sekitar dua jam untuk menormalkan kembali air tersebut menjadi jernih.

“Jika ada kegiatan pembuangan sedimen lumpur olah pihak PLTA, mereka biasanya melakukan pemberitahuan terlebih dahulu sehingga bisa dilakukan antisipasi besarnya tingkat sedimen lumpur di intake Sungai Tangka,” demikian Nasrullah Mustamin. (*)

Penulis : Asrianto
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646