REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Pemerintah Kabupaten Gowa kembali melakukan penanaman pohon di lahan kritis yang ada di Kawasan Hutan Dusun Bontojai, Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe.
Dengan menyiapkan 1.000 pohon, penanaman ini juga sebagai rangkaian dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, serta menindaklanjuti Progam Pencanangan Sulsel Menanam.
Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni mengatakan, sesuai dengan tema untuk hari lingkungan hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrim.
“Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim,” katanya, dalam kegiatan, kemarin.
Lanjutnya, pemulihan dari degradasi lahan sangat penting. Lahan bisa menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian, dan tempat perlindungan.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
“Lahan mendukung perekonomian kehidupan dan mata pencaharian. Untuk itu perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan serta memberikan momen terobosan besar bagi perbaikan lahan sebagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan,” ujarnya.
Selain itu, pemulihan berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim, olehnya itu dibutuhkan inovasi dan prinsip keadilan.
“Melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan kita tidak hanya mengantisipasi masalah degradasi lingkungan tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim,” kata Karaeng Kio sapaan akrab Wabup Gowa ini.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Tak hanya itu, restorasi lahan juga diperlukan, karena selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial, kesejahteraan masyarakat.
“Namun pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan, memastikan bahwa manfaat dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat,” tuturnya.
Lanjutnya, dari tahun ke tahun capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Misalnya, pada periode 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi, yang terjadi justru penambahan emisi. Dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019 terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
“Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil yaitu diatas 40 persen,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Indonesia telah menerbitkan Perpres 98/2021 Tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui penyelenggaraan NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional.
“Penyelenggaraan NEK dilakukan pada sektor dan subsektor dengan pelaksana oleh kementerian garing lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat melalui empat mekanisme yaitu perdagangan karbon dengan opset dan perdagangan emisi pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon dan atau mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa Azhari Azis mengatakan, penanaman pohon ini melibatkan seluruh ASN Lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa. Di mana pihaknya menyediakan 1.000 bibit pohon yang terdiri dari tiga jenis bibit pohon yaitu, bibit pohon mahoni sebanyak 900 pohon, pohon eboni 50 pohon, dan pohon bitti sebanyak 50 pohon.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung produktifitas dan perannannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan serta pelestarian lingkungan hidup,” jelasnya.