0%
logo header
Jumat, 24 Maret 2023 18:20

Pemkab Gowa Manfaatkan Sistem Kemitraan Dalam Pengembangan Peternakan Ayam Broiler

Chaerani
Editor : Chaerani
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina saat menghadiri Peresmian Pemanfaatan Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, kemarin. (Dok. Humas Gowa)
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina saat menghadiri Peresmian Pemanfaatan Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, kemarin. (Dok. Humas Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Pemerintah Kabupaten Gowa mengedepankan sistem kerjasama kemitraan dengan pelaku usaha dalam pengembangan peternakan ayam broiler.

Salah satunya dengan kehadiran Pemanfaatan Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, di Dusun Kaballokang, Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju.

Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina mengatakan, perkembangan populasi ayam broiler tidak terlepas dari penerapan tekhnologi pemeliharaan unggas secara modern yang tercipta melalui kerjasama antara pihak swasta dengan peternak yang lebih dikenal dengan nama kemitraan.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

“Kami sangat senang dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para investor agar dapat ambil bagian mengembangkan peternakan ayam di Kabupaten Gowa. Apalagi hampir 100 persen peternak ayam disini dikelola dalam bentuk kemitraan yang berarti peternakan mandiri sudah tidak ada lagi,” katanya di sela-sela peresmian Pemanfaatan Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, kemarin.

Ia menyebutkan, peternakan ayam ras di Kabupaten Gowa, baik ayam ras pedaging maupun ayam ras petelur telah berkembang pesat selama lima tahun terakhir. Ayam broiler atau yang lebih populer dengan nama ayam potong populasinya sudah mencapai 2,1 juta ekor pada 2022. Nilai itu belum termasuk dengan pengembangan peternakan yang baru dikelola ini.

“Jadi periode produksinya tergolong cepat yakni rata-rata sebanyak 6 kali setahun,” katanya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Kamsina menyebutkan, dengan populasi besar tersebut, Kabupaten Gowa dapat menghasilkan sekitar 17 juta ton karkas ayam potong dalam setahun. Sementara penghasilan ini jauh lebih tinggi dari kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa yang hanya sekitar 6,2 juta ton pertahun. Hal ini menandakan bahwa terjadi surplus sekitar 10,8 juta ton ayam potong per tahun.

“Kondisi ini pun telah memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya pelanggan terbesar Kota Makassar,” ungkapnya.

Dirinya juga menekankan, perjanjian kerjasama kemitraan ayam potong antara perusahaan inti dengan peternak plasma hendaknya didasari prinsip-prinsip kerjasama yang saling menguntungkan.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

“Kami sadari ada celah manajerial dan teknis peternakan ayam potong yang tidak berimbang antara perusahaan inti dengan peternak plasma. Sehingga berdasarkan aturan main unsur pemerintah yakni Dinas Peternakan harus hadir minimal mengetahui isi perjanjian kerjasama itu, karena fungsi pemerintah hadir sebagai regulator dan melindungi para pihak,” jelas Kamsina.

Sementara, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, bahwa persoalan pangan menjadi hal kebutuhan nomor satu saat ini. Sebab, ketahanan pangan sangat identik dengan ketahanan negara.

“Hari ini adalah salah satu upaya dari sebuah sektor swasta yang berkomitmen untuk menyiapkan protein hewani. Seperti kita ketahui ayam dan telur adalah protein hewani yang termurah dan mudah di dapat,” ujar Syahrul.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Lebih lanjut, berbicara budidaya peternakan yang menjadi kunci utama yang dilakukan adalah bagaimana membuat usaha itu efisien. Sementara salah satu untuk mendorong efisiensi tersebut yaitu dengan teknologi.

“Dengan kehadiran inovasi Mappaselling Farm telah menjawab kehadiran teknologi dan inovasi tersebut,” ujarnya.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini menjelaskan, closed house adalah salah satu teknik modern yang ada untuk pemeliharaan ayam secara efisien. Baik berupa ayam petelur maupun ayam peternak. Bahkan efesiensi sistem tersebut hingga 30 persen dibanding dengan kandang yang terbuka.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Kemudian adalah tingkat mortalitas atau kematian ini juga menentukan tingkat keuntungan dari sebuah usaha peternak. Selanjutnya pada nilai tambah yang masuk dengan yang dihasilkan harus seimbang dan harus untung. Makanya sistem closed house inilah jawabannya,” katanya.

Dikesempatan yang sama, Direktur Mappaseling Farm House Farouk M. Beta mengatakan, usaha kandang ayam potong ini berada diatas tanah dengan luas kurang lebih 1,1 hektar (Ha). Kemudian, didalamnya terdapat dua kandang ayam yang bertingkat dua berukuran 120 x 16 meter dengan kapasitas daya tampung ayam sebanyak 120 ribu ekor ayam.

Farouk mengaku, tujuan dirinya mengembangkan usaha tersebut di Kabupaten Gowa karena pihaknya mempunyai niat tulus untuk berkontribusi kepada pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Kami beserta manajemen Farm House bertekad untuk memajukan dan mengembangkan usaha ini karena peternakan ini harus maju, masyarakatnya juga harus maju. Sehingga negara pun harus tercukupi kebutuhan pangannya,” ungkapnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646