REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA – Pengamat lingkungan dari Universitas Hasanuddin, Andang Suryana Soma memberikan apresiasi ke pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai) yang siap melalukan penghijauan besar-besaran di sepanjang Sungai Jeneberang.
Komitmen itu disampaikan Husniah-Darmawangsyah dalam debat terbuka calon bupati dan wakil bupati Gowa yang digelar di Hotel Claro Makassar, Selasa (15/10/2024) malam.
Pasangan nomor urut 02 itu menjawab pertanyaan dari pasangan nomor urut 01, Amir Uskara-Irmawati (Aurama), terkait bagaimana Gowa akan menghadapi tantangan perubahan iklim dan perdagangan karbon.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
Jawaban Husniah-Darmawangsyah dalam debat perdana tersebut dipuji oleh Andang. Menurutnya, hutan pinus berperan krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Gowa. Dan langkah penghijauan ini juga dapat membantu mencegah bencana alam seperti longsor.
Andang mengingatkan akan bencana longsor besar yang terjadi di tahun 2004 di Lembah Ramma, yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan sedimentasi di bendungan Bili-bili.
“Jika program ini dilakukan dengan benar, hutan pinus akan menjadi penopang utama stabilitas lingkungan di Gowa,” ungkap Andang yang merupakan lulusan S3 di Kyushu University, Fukuoka, Jepang jurusan Agro-Environmental Science, Rabu (16/10/2024).
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Andang menegaskan, pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Karena itu program Hati Damai patut didukung penuh.
“Kita butuh solusi yang konkret untuk masalah lingkungan, dan penanaman pohon ini bisa menjadi jawaban jangka panjang,” tegas Andang.
Sebagai tambahan, dalam debat tersebut, Darmawangsyah Muin sempat memaparkan rencana besar timnya untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin kritis di Gowa.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Ia berjanji akan menggerakkan masyarakat untuk melakukan penghijauan massal dengan menanam pohon pinus di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang hingga Malino.
“Kami akan menjadikan hutan kita sebagai sumber kehidupan baru, bukan hanya untuk menjaga lingkungan tapi juga untuk pariwisata,” tegas Darmawangsyah.
Di hadapan panelis dan peserta debat, Sekretaris Gerindra Sulsel ini menjelaskan konsep “forest healing“, dimana hutan wisata akan menjadi daya tarik baru yang bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
“Ini bukan sekadar penanaman pohon, tapi kita bicara potensi ekonomi jangka panjang,” tambahnya.
Dalam sesi yang sama, Darmawangsyah juga menggambarkan potensi besar Gowa dalam menjadi pemain utama dalam perdagangan karbon. Menurutnya, dengan kebijakan yang jelas dan regulasi yang mendukung, Gowa bisa menarik minat investor global dalam industri ini.
“Ini peluang emas. Bukan hanya untuk menjaga lingkungan, tapi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gowa,” demikian Darmawangsyah. (*)