0%
logo header
Kamis, 23 Oktober 2025 12:20

Penguatan Keuangan Syariah Berbasis Pesantren Dinilai Dorong Kemajuan UMKM

Chaerani
Editor : Chaerani
Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. (Dok. Humas OJK)
Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. (Dok. Humas OJK)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Sektor keuangan syariah di wilayah pesantren dinilai akan mampu mendorong kemajuan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengatakan, pesantren memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi umat melalui literasi keuangan dan kewirausahaan. Dengan melihat hal tersebut OJK berkomitmen membangun kemandirian umat melalui penguatan ekosistem ekonomi syariah.

“Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga motor penggerak ekonomi umat yang berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan kemandirian ekonomi masyarakat,” katanya, di sela-sela Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS) dan Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (SAKINAH), di Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi antara OJK dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai upaya memperkuat literasi keuangan syariah dan kemandirian ekonomi UMKM. Pada pertemuan tersebut dihadiri Ketua PBNU Bidang Ekonomi Fahmy Akbar Idries, Pengasuh Pondok Pesantren APIAsri Tegalrejo K.H. Achmad Izzudin, serta diikuti lebih 2.000 santri dan 79 pelaku UMKM.

Friderica menjelaskan, keuangan syariah memiliki tiga karakter utama yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Antara lain, mendorong pemerataan ekonomi, memperkuat stabilitas perekonomian, dan mewujudkan sistem keuangan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Ketiga nilai tersebut menjadi dasar penting bagi OJK dalam memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh umat,” terangnya.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Sementara, Ketua PBNU Bidang Ekonomi Fahmy Akbar Idries, menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi di kalangan santri sebagai bagian dari upaya memperkuat khidmat ekonomi Nahdlatul Ulama.

“Saya berharap nanti adik-adik santriwan-santriwati ini yang cowok jadi pengusaha, yang cewek juga jadi pengusaha. Dodol gorengan ya pengusaha, buka toko ya pengusaha, semuanya pengusaha. Supaya apa? Supaya mempercepat kemajuan bangsa Indonesia,” kata Fahmi.

Rangkaian kegiatan mencakup edukasi keuangan syariah, workshop pengembangan usaha, dan business matching antara pengusaha UMKM dengan lembaga jasa keuangan syariah. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Nahdlatul Ulama Business Catalyst (NUBIC) yang mengedepankan edukasi, inkubasi, dan akselerasi UMKM pada ekosistem syariah.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

OJK menegaskan bahwa peningkatan literasi keuangan di lingkungan pesantren merupakan langkah nyata dalam memperluas akses keuangan nasional dan memperkuat ekonomi inklusif berbasis nilai-nilai keadilan dan keberlanjutan.

OJK dan LPS Mengajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta

Di hari yang sama, OJK juga menggelar edukasi keuangan bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kegiatan ini digelar di SMA Negeri 3 Yogyakarta.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Mengangkat tema “Generasi Muda Mandiri Finansial, Menuju Indonesia Emas”, kegiatan kali ini dihadiri Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Anggito Abimanyu. Termasuk melibatkan peserta sekitar 650 pelajar, guru dan karyawan, serta menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-14 OJK.

Dalam sesi tersebut, Friderica menekankan pentingnya literasi keuangan di kalangan generasi muda yang kini semakin akrab dengan layanan keuangan digital.

“Teknologi memang memudahkan hidup kita, tapi juga membawa risiko. Karena itu, penting bagi generasi muda untuk berhati-hati dalam berbagi data pribadi dan memahami cara menggunakan layanan keuangan digital secara bijak,” kata Friderica.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Lebih lanjut, Friderica menegaskan bahwa terdapat hubungan erat antara tingkat literasi keuangan dengan kesejahteraan masyarakat. Ia menjelaskan, semakin baik pemahaman masyarakat dalam mengelola keuangan, semakin besar pula peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera dan mandiri secara finansial.

Sementara itu, Anggito Abimanyu dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kesuksesan berawal dari kemampuan seseorang untuk memperbaiki diri, tetap optimis, dan menaklukkan dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Ia menekankan pentingnya memiliki cita-cita besar, semangat tinggi, serta sikap ikhlas dan bersyukur dalam menjalani setiap amanah yang diberikan.

Sebagai bagian dari kegiatan, OJK juga memperkenalkan platform LMSKU (Learning Management System Edukasi Keuangan) dan program OJK PEDULI (Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia), serta mengukuhkan dua Duta Literasi Keuangan dari siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Melalui dua kegiatan tersebut, OJK menegaskan komitmennya dalam memperkuat literasi keuangan di berbagai lapisan masyarakat, dari pesantren hingga sekolah, guna mencetak generasi cakap finansial menuju Indonesia Emas 2045.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646