0%
logo header
Sabtu, 30 Juli 2022 15:15

Penyair Hudan Nur Beri Materi Puisi di Festival Literasi, Wetland Hadirkan 25 Penulis

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Penyair Asal Kota Banjarbaru, Hudan Nur, saat membawakan materi di Kelas Puisi pada Acara Festival Literasi di Wetland Square, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (29/07/2022). (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)
Penyair Asal Kota Banjarbaru, Hudan Nur, saat membawakan materi di Kelas Puisi pada Acara Festival Literasi di Wetland Square, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (29/07/2022). (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Wetland Square menggelar Festival Literasi yang menghadirkan penyair asal Banjarbaru, Hudan Nur, untuk mengisi kelas puisi bersama 25 peserta dari pelbagai daerah di Kalimantan Selatan. Kegiatan yang bertempat di Jalan Ahmad Yani Kilometer 4, Kota Banjarmasin itu diikuti sejumlah pegiat komunitas, penulis, siswa, hingga masyarakat umum lainnya.

Hudan Nur memaparkan sejumlah materi tentang kekuatan kata-kata dalam puisi, bahkan seorang penyair yang menyelami banyak kehidupan perpuisian dapat menimbulkan ketakutan. Dia bersepakat dengan rekan penyairnya bernama Iyut Fitra, bahwa semakin banyak pengalaman dalam dunia perpuisian maka lahirlah ketakutan membuat karangan puisi.

“Semakin banyak menulis puisi, maka akan terasa semakin sulit. Timbul ketakutan terjadinya pengulangan-pengulangan, entah itu diksi, gaya atau tema. Sehingga, semakin tinggi usia penyair maka puisinya akan semakin sedikit,” ucap Hudan Nur kepada republiknews.co.id, Jum’at (29/07/2022) sore kemarin.

Baca Juga : Jasa Raharja Kalsel Dukung Indonesia Bebas ODOL, FKLL Tegaskan Sinergi Pengawasan

Sementara kekuatan kata-kata, Hudan mengingat puisi-puisi cinta Pablo Neruda bahwa penggalan dari lirik sajaknya: “Kita mesti saling cinta ketika yang lain hancur, berantakan semua.”

Bahkan, kata Hudan, sosok Pablo Neruda menyampaikan bahwa carilah, hanya satu benda yang berbahaya di sini, yaitu puisi. Berkat kekuatan kata-katanya, menurutnya layak seorang Pablo Neruda menerima Hadiah Nobel untuk puisi.

“Dalam hal ini, saya mengajak bahwa jangan takut membuat kata-kata dan carilah, pelajari, sejauh mana menyelami puisi itu. Karena puisi terus bergerak di sekitarnya kita,” ujarnya.

Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Kakorlantas Polri dan Jasa Raharja Bahas Strategi Keselamatan Lalu Lintas

Terkait puisi, Hudan telah terjun lama sejak kecilnya pada waktu sekolah dasar (SD), SMP, SMA hingga memasuki perguruan tinggi. Dirinya, kata dia, terus mempelajari puisi-puisi Indonesia, terlebih karya sastra lainnya.

“Dalam puisi diperlukan kontemplasi. Istilahnya itu perenungan,” ungkap Hudan.

Dalam dunia bahasa, Hudan menjelaskan banyak materi yang perlu dipelajari oleh penulis pemula, yaitu tata bahasa dalam ejaan, konjungsi dan PUEBI. Selain itu, kata dia, mengenal makna gramatikal, referensial dan nonreferensial, denotatif dan konotatif, konseptual dan asosiatif, Idiomatikal dan peribahasa, serta kias dan lugas.

Baca Juga : Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp650 Juta untuk Korban Kecelakaan Selama PAM Lebaran 2025 di Kalsel

“Sebenarnya mendedah, bukan membedah. Kata diksi bedah itu biasanya digunakan untuk medis,” jelasnya.

Dalam aspek penting dalam puisi, Hudan menyebut diction (diksi), imagery (imajinasi), the concrete words (penggunaan kata-kata konkret), pigurative language (gaya bahasa), rhythm (rima) dan syimbolism. Dia bilang, dalam puisi ada kegelisahan bathin, ekspresi, aktualisasi diri yang membutuhkan katarsis agar tetap kontinyu dan dinamis.

“Puisi adalah ungkapan perasaan, nyanyian jiwa yang bersuara lantang dari palung hati penyair,” tandasnya.

Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan

Diakhirnya kegiatan, Hudan mempertunjukan sebuah cinema anak-anak dengan durasi yang tidak lama diputarnya, kemudian meminta peserta untuk menuliskan 2 kalimat menjadi sebuah puisi secara spontan. Sesuai, kata dia, apa yang dilihat serta dirasakannya selama menonton itu. Ada kelima peserta yang maju ke panggung, penyair Banjarbaru itu memberikan hadiah buku dari gramedia tersebut.

Penulis : Rahim Arza
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646