REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Penyaluran kredit perbankan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap tumbuh positif meski mengalami moderasi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), periode Agustus 2025, total penyaluran kredit mencapai Rp440,97 triliun, atau tumbuh 4,02 persen secara tahunan (year on year).
“Jika melihat penyaluran kredit di wilayah Sulampua pada Agustus 2024 lalu itu hanya sebesar Rp423,95 triliun, sementara di periode yang sama tahun ini senilai Rp440,97 triliun, artinya ada kenaikan sekitar 4 persen. Ini cukup bagus,” ujar Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, dalam keterangannya.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Ia menilai, pertumbuhan tersebut mencerminkan bahwa fungsi intermediasi perbankan masih berjalan dengan baik di tengah dinamika ekonomi regional saat ini. Meskipun pertumbuhan kredit mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, sektor perbankan di wilayah Sulampua tetap menunjukkan ketahanan yang kuat.
“Aktivitas intermediasi tetap terjaga sebagaimana tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada level 124,97 persen,” katanya.
Ia menjelaskan, perlambatan kredit terutama disebabkan oleh kontraksi penyaluran pada segmen kredit modal kerja, seiring dengan penyesuaian aktivitas usaha di beberapa sektor ekonomi utama. Namun demikian, ia mengakui bahwa sektor perbankan masih mampu menjaga kualitas kredit dengan baik.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang stabil di kisaran 2,80 persen. Angka ini masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan dan menunjukkan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan pembiayaan,” jelasnya.
Kedepannya sektor perbankan di Sulampua akan terus berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui pembiayaan sektor produktif yang memiliki multiplier effect tinggi terhadap perekonomian.
“Kami akan terus mendorong perbankan agar memperkuat fungsi intermediasi secara sehat, inklusif, dan berkelanjutan, terutama dalam mendukung sektor-sektor prioritas yang menjadi penggerak ekonomi di wilayah ini,” terang Muchlasin.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Sebelumnya, kinerja perbankan yang mengalami pertumbuhan di wilayah Sulampua terlihat pada kinerja aset hingga penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Hingga posisi Agustus 2025, total aset perbankan di Sulampua mencapai Rp562,40 triliun. Capaian ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,22 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dimana pada Agustus 2024 total aset mencapai Rp534,49 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, DPK di Sulampua tercatat sebesar Rp352,85 triliun, atau tumbuh 4,01 persen (yoy). Meskipun pertumbuhan DPK pada periode Agustus 2025 sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, OJK menilai kinerjanya tetap positif karena capaiannya lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2024 yang hanya Rp339,25 triliun.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Muchlasin menjelaskan bahwa struktur DPK di wilayah Sulampua masih didominasi oleh tabungan dengan porsi 57,31 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap terjaga, sekaligus menggambarkan preferensi masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.
“Dominasi tabungan ini menjadi indikator bahwa masyarakat masih percaya pada sektor perbankan, khususnya dalam hal keamanan dan kemudahan akses terhadap simpanan mereka,” jelasnya.
