0%
logo header
Jumat, 22 Agustus 2025 07:44

Penyaluran Kredit Usaha di Sulsel Terbanyak ke Sektor Perdagangan Besar dan Pertanian

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulselbar, Moch Muchlasin. (Dok. OJK Sulselbar)
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulselbar, Moch Muchlasin. (Dok. OJK Sulselbar)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Penyaluran kredit berdasarkan sektor lapangan usaha di Sulawesi Selatan didominasi ke perdagangan besar dan eceran hingga pertanian pada periode Juni 2025.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch. Muchlasin menjelaskan, dari total penyaluran kredit di Sulawesi Selatan sebesar Rp167,47 triliun sebanyak 22,95 persen atau Rp38,44 triliun diakses pelaku usaha perdagangan besar dan eceran. Dari sisi kredit macetnya atau Noan Performing Loan (NPL)-nya diangka 4,82 persen.

“Meski jumlah penyaluran kredit ke sektor ini besar tapi secara pertumbuhan penyaluran kredit terkontraksi secara tahunan. Dimana posisi Juni 2025 terjadi kontraksi -0,69, sementara periode yang sama tahun lalu berhasil tumbuh 4,00 persen,” jelasnya.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Sementara, penyaluran kredit pada usaha pertanian dan kehutanan mencapai Rp14,84 triliun dengan share 8,86 persen. Pada sektor tersebut penyaluran kreditnya mengalami pertumbuhan yang cukup baik hingga 11,12 persen secara tahunan.

“Terjadi pertumbuhan, tapi jika dilihat perbandingannya di Juni 2024 pertumbuhannya 16,27 persen secara tahunan. Meski demikian kinerjanya tetap bagus, apalagi NPL nya dalam kondisi aman di 1,89 persen,” terang Muchlasin.

Adapun pada usaha industri pengolahan penyaluran kerditnya sebesar Rp7,47 triliun dengan share 4,46 persen. Kinerja pertumbuhannya mengalami kontraksi -0,36 persen secara tahunan dengan kondisi NPL-nya 4,98 persen.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Sebelumnya, penyaluran kredit perbankan di Sulawesi Selatan sebesar Rp167,47 triliun mengalami pertumbuhan secara tahunan (yoy), meski demikian terjadi pertumbuhan yang melambat. Dimana secara yoy tumbuh 3,89 persen, sementara secara year to date (ytd) tumbuh 1,94 persen.

Sementara, dari total penyaluran kerditnya, sebanyak Rp90,04 triliun total kredit yang disalurkan untuk sektor produktif atau sebesar 53,77 persen. Adapun penyaluran pada sektor konsumtif sebesar 46,23 persen atau Rp77,42 triliun.

“Hanya saja memang dari sisi pertumbuhan kredit yang ada saat ini didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 7,66 persen,” kata Muchlasin.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Sementara, secara NPL atau kinerja kredit macet kondisi NPL pada kredit produktif lebih besar (beresiko kredit macet), jika dibandingkan kredit konsumtif. Pada NPL kredit produktif sebesar 4,07 persen, dan NPL kredit konsumtif diangka 1,73 persen. Hal ini tentunya karena sasaran kredit keduanya berbeda.

“Kredit konsumtif pada umumnya adalah kredit potong gaji, tidak memiliki resiko seperti ASN dan karyawan yang mengakses kredit di perbankan. Sementara kredit produktif dimanfaatkan oleh pelaku industri, pelaku UMKM, dan perusahaan yang ada kemungkinan terjadi kredit macet,” terangnya.

Muchlasin mengaku, dalam upaya mendorong penyaluran kredit produktif, OJK Sulselbar saat ini telah menggodok Rencana Peraturan OJK (RPOJK) terkait akses pembiayaan untuk UMKM. Dalam arah kebijakan tersebut akan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Kami harap kebijakan yang digodok ini akan memberikan dampak pada peningkatan sektor produktif. Ini sementara kami konsultasikan di DPR dan sekarang proses harmonisasi, semoga ini bisa segera rampung,” harapnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646