REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Stabilitas sektor jasa keuangan di semester II 2025 berhasil menopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan dari beberapa sektor jasa keuangan yang tetap terjaga dan tumbuh positif.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Moch. Muchlasin mengatakan, di tengah tantangan dinamika perekonomian saat ini, sektor keuangan daerah termasuk di Sulawesi Selatan masih menunjukkan ketahanan (resiliensi) yang solid. Bahkan turut menopang kekuatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Secara data pada kuartal kedua (Q2) pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan sebesar 4,94 persen atau dibawah capaian nasional 5,12 persen. Sementara, secara kumulatif periode pertama 2025 perekonomian Sulawesi Selatan tumbuh positif sebesar 5,35 persen dengan kondisi yang menguat jika dibandingkan periode yang sama 2024.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
“Pertumbuhan ekonomi kita secara garis besar dipengaruhi dari kinerja sektor keuangan. Baik kinerja perbankan, pasar modal, dan lainnya,” katanya, dalam Jurnalis Update Perkembangan Sektor Jasa Keuangan di Sulawesi Selatan, di Ballroom Kantor OJK Sulselbar, Jumat, (15/08/2025).
Ia menjelaskan, salah satunya pada kinerja sektor perbankan, dimana pada posisi Juni 2025 masih menunjukkan pertumbuhan positif meskipun dengan laju pertumbuhan yang lebih moderat. Pada capaian aset perbankan tumbuh sebesar 5,90 persen secara year on year (yoy) atau mencapai Rp195,79 triliun, kemudian kinerja pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 7,73 persen.
“DPK perbankan Sulawesi Selatan hingga Juni 2025 mencapai Rp141,69 triliun atau meningkat 7,73 persen secara tahunan, sementara secara year to date (ytd) tumbuh 6,06 persen,” katanya.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Sementara, pada kinerja kredit perbankan di Sulawesi Selatan mengalami perlambatan yang cukup signifikan menjadi 3,89 persen, namun tetap didukung dengan kualitas kredit atau Non Performing Loan (NPL) di level yang terkendali
yaitu 2,99 persen.
“Adapun pada kinerja Loan to Ratio (LDR) yang tinggi sebesar 120,30 persen mencerminkan fungsi intermediasi yang berjalan optimal,” terang Muchlasin.
Lanjutnya, pada capaian kinerja pertumbuhan ekonomi daerah didorong pada beberapa faktor. Mulai dari kinerja Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan yang ditopang pada beberapa sektor. Mulai dari perikanan dan pertanian sebesar 24,27 persen, perdagangan 14,37 persen dan industri pengolahan sebesar 12,63 persen.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
“Pada PDRB per kapita 2024 mengalami peningkatan sebesar 3,90 persen di tahun ini,” ujarnya.
Kemudian pada kondisi angka kemiskinan di Sulawesi Selatan juga mengalami penurunan sekitar 7,6 persen pada periode Maret 2025. Sementara, pada kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga konsisten mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam lima tahun terakhir sekitar 70 hingga 80 persen.
“Hanya saja pada kondisi gini Ratio mengalami peningkatan cukup tinggi hingga Maret 2024 sekitar 0,360 persen,” ujarnya.