0%
logo header
Minggu, 18 Mei 2025 15:53

Perikanan Kenohan Kukar Tembus Pasar Nasional, Tradisi dan Ekonomi Tetap Terjaga

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Ilustrasi nelayan (Istimewa)
Ilustrasi nelayan (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Di tengah pesatnya ekspansi industri dan perkebunan sawit di wilayah Hulu Mahakam, Kecamatan Kenohan tetap kokoh mempertahankan identitasnya sebagai sentra perikanan tradisional. Meski sebagian wilayahnya kini berbatasan langsung dengan kawasan perusahaan, semangat masyarakat untuk menjaga warisan budaya menangkap ikan tak pernah surut.

Camat Kenohan, Kaspul, menyebutkan bahwa desa-desa seperti Semayang, Teluk Muda, Kahala, dan Kahala Ilir masih menjadi basis utama aktivitas nelayan tangkap. Warga di sana menggantungkan hidup pada hasil tangkapan dari sungai dan danau, yang bahkan telah menembus pasar antardaerah di Indonesia.

“Dulu pengiriman ikan ke Surabaya, Ujung Pandang, dan Jakarta sangat rutin. Sekarang tetap ada, meski volumenya tidak sebesar dulu,” kata Kaspul, Minggu (18/05/2025).

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan

Ia mengakui bahwa meskipun tren budidaya mulai tumbuh di beberapa kecamatan, Kenohan tetap bertumpu pada sektor perikanan tangkap. Keahlian dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun menjadi pondasi ekonomi sekaligus simbol kekuatan komunitas pesisir.

Penurunan volume tangkapan, menurutnya, bukan hanya karena penurunan stok ikan, tetapi juga hasil dari tumbuhnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Komunitas nelayan kini mulai menerapkan pola tangkap ramah lingkungan, serta menjaga siklus musim panen untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan.

“Ini bukan kemunduran, justru langkah maju dalam menjaga kesinambungan,” ujarnya.

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif

Potensi perikanan Kenohan masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Dengan dukungan teknologi sederhana, akses pasar yang lebih luas, dan pendampingan dari pemerintah daerah, nelayan tradisional diyakini bisa tetap berkembang tanpa kehilangan jati diri.

Pemerintah Kecamatan juga tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak untuk memperluas jaringan distribusi dan membentuk koperasi nelayan yang lebih profesional dan mandiri.

“Selama air masih mengalir di Mahakam, perikanan akan tetap hidup. Tantangannya kini adalah bagaimana kita merawat dan mengembangkan potensi ini bersama, demi masa depan generasi berikutnya,” pungkas Kaspul.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646