REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Jumlah pinjaman atau outstanding pembiayaan masyarakat Sulawesi Selatan pada layanan pinjaman daring (Pindar) atau Fintech Peer to Peer (P2P) Lending sebesar Rp2,04 triliun. Jumlah ini tercatat pada posisi Juni 2025 dengan kenaikan yang cukup tinggi secara tahunan.
“Secara year on year (yoy) pinjaman masyarakat Sulsel di Pindar itu naiknya cukup signifikan dengan kenaikan sebesar 37,46 persen. Layanan pindar ini kita tahu sifatnya sangat pendek kisaran 15 hari hingga sebulanan, dan jumlahnya pinjamannya cukup kecil,” ujar Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch. Muchlasin, dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, kenaikan outstanding pinjaman pada layanan Pindar cukup pesat. Dimana dari Juni 2024 sebesar Rp1,48 triliun ke Juni 2025 sekitar Rp2 triliun tentunya disebabkan pada beberapa indikator. Antara lain, masyarakat di era saat ini lebih mementingkan kecepatan pencairan pinjaman pada platform peminjaman dibandingkan tingginya suku bunga, serta menjadi solusi lain bagi masyarakat atau individu yang tidak lagi bisa mengakses pinjaman ke perbankan.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
“Meningkatkan masyarakat kita mengakses Pindar di Sulawesi Selatan ini memang agak menarik, hal ini karena masyarakat hari ini lebih memilih layanan yang bisa cepat memberikan kredit dibandingkan tingkat suku bunganya tinggi. Itulah kenapa meskipun kita punya program Phinisi, jasa rentenir juga masih laku karena yang mereka butuhkan pencairan uangnya cepat. Sama seperti halnya Pindar ini,” jelasnya.
Hal lainnya yaitu masyarakat yang sudah tidak lagi bisa mengakses pinjaman ke perbankan, sebab menjadi nasabah dengan catatan khusus.
“Kita asumsikan seperti ini, meskipun memang perlu pengkajian lebih jauh akan hal ini,” ujar Muchlasin.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Jumlah outstanding pinjaman pada Pindar di Sulawesi Selatan ini pun diakses oleh 609,325 rekening aktif atau meningkat 45,07 persen secara tahunan. Adapun kinerja Tingkat Wanprestasi (TWP) 90 sebesar 1,67 persen atau turun dari periode yang sama tahun lalu diangka 2,16 persen.
Lanjutnya, selain Pindar, pihaknya juga mencatat bahwa pertumbuhan pada beberapa sektor pada industri Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) di Sulawesi Selatan mengalami kinerja yang baik.
Pada total piutang perusahaan pembiayaan tercatat tumbuh 1,37 persen. Pada Juni 2024 piutang pembiayaan sebesar Rp18,52 triliun, sementara di tahun ini naik menjadi Rp18,77 triliun. Kemudian, pada pembiayaan perusahaan modal ventura tumbuh 1,15 persen mencapai Rp373 miliar dari sebelumnya Rp369 miliar.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
Selanjutnya, pada posisi April 2025, total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 29,55 persen atau mencapai Rp8,47 triliun.
“Pergadaian juga cukup tinggi kenaikannya, jadi pembiayaan yang sifatnya pinjaman kecil-kecil itu marak,” katanya.
Sehingga, pihaknya menilai bahwa pembiayaan untuk non bank paling tinggi kenaikannya secara tahunan di Sulawesi Selatan yakni Pindar dan pergadaian. Khusus pergadaian sendiri baik persero maupun swasta.