0%
logo header
Jumat, 09 September 2022 11:44

PLN Catat 186 Pelaku Industri dan Bisnis Gunakan Listrik Ramah Lingkungan

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. (Ist)
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo. (Ist)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) mencatat ratusan pelaku industri dan bisnis mulai menggunakan listrik yang ramah lingkungan.

Hingga Juli 2022, PLN telah menyediakan sertifikat energi baru terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) untuk listrik setara 620.378 megawatt hour (MWh).

Angka tersebut diklaim naik jika dibandingkan dengan realisasi akhir 2021 yang mencapai 308.201 MWh.

Baca Juga : Tingkatkan Layanan EV di Rumah, PLN Luncurkan HCS Versi Terbaru

“Saat ini REC telah dimanfaatkan 186 pelanggan industri dan bisnis,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran persnya, Jumat (09/09/2022).

Ia menjelaskan, REC merupakan instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik yang diproduksi oleh pembangkit energi terbarukan. Satu unit REC merepresentasikan satu MWh.

“Dulu perusahaan-perusahaan mesti beli sertifikat REC ke luar negeri. Untuk itu kami membangun produk REC dalam negeri namun tetap diakui oleh internasional,” jelas Darmawan.

Baca Juga : Voluntrip Muzzaki YBM PLN UID Sulselrabar Tebar Manfaat bagi Pendidikan dan Kesehatan di Bulukumba

Bahkan dirinya memastikan REC yang disediakan PLN membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional yakni APX TIGRs yang berlokasi di California, USA.

“Sehingga setiap REC dapat dipertanggungjawabkan, berkualitas tinggi, dan memenuhi standar internasional,” ujar Darmawan.

Sebelumnya, sebagai langkah awal dan komitmennya dalam menciptakan energi bersih. PT PLN (Persero) mulai menerapkan penggunaan listrik ramah lingkungan yang dimulai di lima istana kepresidenan melalui penyerahan

Baca Juga : Wujudkan Energi Berkeadilan, PLN dan Pemprov Sulawesi Tenggara Gelar Diseminasi RUPTL 2025-2034

Penyerahan REC ini sekaligus menjadi tanda jika Sekretariat Presiden (Setpres) menjadi lembaga pemerintah pertama yang memanfaatkan REC PLN.

Kelima istana kepresidenan tersebut antara lain, Istana Merdeka Jakarta, Istana Bogor, Istana Kepresidenan Yogyakarta, Istana Kepresidenan Cipanas, dan Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali.

“Hal ini menjadi bukti nyata bahwa PLN dan Setpres telah bergerak mewujudkan transisi energi bersih, sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Darmawan.

Baca Juga : Lewat Program TJSL, PLN dan Rappo Indonesia Kelola Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai Guna

Menurutnya, istana negara menjadi salah satu garda depan untuk menjadi bagian dalam perubahan iklim.

Sehingga upaya ini menjadi contoh yang luar biasa, sehingga diharapkan lewat langkah awal penggunaan energi bersih di lingkungan istana kepresidenan bisa diikuti lembaga-lembaga lainnya.

“Melalui REC ini, artinya istana negara saat ini dialiri listrik yang berbasis energi bersih. Ini menjadi wujud dari komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission di 2060 mendatang,” terang Darmawan.

Baca Juga : Lewat Program TJSL, PLN dan Rappo Indonesia Kelola Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai Guna

Darmawan menjelaskan, sumber energi bersih yang digunakan dalam REC di lima Istana Kepresidenan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas pembangkit 140 megawatt (MW).

PLN juga memiliki sumber energi bersih lain yakni PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW.

“Jadi total produksi listriknya ada sekitar 2,5 juta MWh per tahun atau setara dengan 2,5 juta unit REC,” terang Darmawan.
 
Sementara kerja sama REC untuk lima Istana Kepresidenan ini berkapasitas 12.800-an MWh per tahun di mana selama dua tahun setara dengan 24.360 unit REC.

Baca Juga : Lewat Program TJSL, PLN dan Rappo Indonesia Kelola Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai Guna

Sehingga, masih banyak potensi REC yang bisa dikerjasamakan dengan berbagai pihak.

Dirinya berharap, kerja sama ini dapat menjadi role model seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia untuk memanfaatkan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan.

“Kesuksesan transisi energi bukan hanya ditentukan PLN saja. Tetapi dukungan oleh seluruh kekuatan dalam negeri, termasuk yang sudah didorong oleh Pak Kasetpres di sini melalui pemanfaatan produk kelistrikan berbasis EBT,” tutup Darmawan.

Penulis : Chaerani
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646