REPUBLIKNEWS.CO.ID,MAKASSAR — Pemanfaatan produk asuransi jiwa sangat terpengaruh oleh dampak pandemi virus corona atau Covid-19. Hal ini terlihat dari kinerja industri yang terkoreksi pada beberapa indikator.
Meski demikian di tahun ini dengan adanya kebijakan pemerintah pusat melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Industri asuransi jiwa mulai mengalami perbaikan.
Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 6 Sulampua Bondan Kusuma mengatakan, di tahun lalu, industri asuransi jiwa mencatatkan perlambatan kinerja akibat tekanan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami kontraksi 6,1 persen menjadi Rp187,59 triliun pada 2020 dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp199,89 triliun.
Hanya saja pihaknya optimistis perbaikan kinerja akan terjadi pada tahun ini disertai pemulihan ekonomi serta langkah literasi yang atraktif dilakukan secara bersama.
“Literasi perihal manfaat berasuransi di masa pandemi masih menjadi tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan produk asuransi jiwa oleh konsumen di masa pandemi. Olehnya, hal ini perlu kita dorong,” katanya dalam Diskusi Virtual yang diselenggarakan Forum Jurnalis Ekonomi Sulsel, Kamis (10/6/2021).
Baca Juga : Terima Penghargaan KIP, Pemkab Gowa Ciptakan Keterbukaan Pelayanan Informasi Publik
Dirinya menyebutkan, perbaikan industri asuransi jiwa ini terlihat dari data yang ada. Dimana pada awal tahun ini industri asuransi jiwa sudah mulai menggeliat dengan pergerakan kinerja membaik dibandingkan tahun lalu, yakni memperoleh premi Rp14,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp11,19 triliun.
Ia mengaku, memiliki asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan dan proteksi finansial bagi pemegang polis , terkhusus bagi keluarga nasabah itu sendiri.
“Persoalan literasi ini memang masih menjadi tantangan klasik bagi kita semua, padahal manfaat asuransi ini seyogyanya sebagai proteksi yang bisa disesuakan dengan kebutuhan, kemampuan dan daya beli masyarakat,” tuturnya
Baca Juga : Indosat Berbagi Kasih: Anak-anak Nikmati Kehangatan dan Sukacita Natal
Sementara, Chief Communications Officer AXA Mandiri Atria Rai, mengatakan serangkaian edukasi literasi manfaat berasuransi senantiasa dilakukan perusahan secara kontinyu terlebih pada masa pandemi ini.
“Pandemi ini memang sangat mempengaruhi seluruh sektor, termasuk asuransi jiwa. Tetapi kemudian, perubahan yang tercipta dari pandemi ini tentunya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan pemanfaatan produk-produk kami,” tuturnya dalam kesempatan sama.
Dia menjelaskan, AXA Mandiri berfokus pada proteksi jiwa maupun kesehatan bagi nasabah dengan membuat segmentasi nasabah menyesuaikan dengan kondisi perekonomian saat ini.
Baca Juga : Perkuat Penerapan K3, PLN UIP Sulawesi Lakukan Management Patrol di GI Punagaya
Dari sisi pemasaran, dalam menyiasati pandemi, AXA MANDIRI telah mengembangkan layanan digital, dengan meluncurkan dua aplikasi yang dapat digunakan oleh para tenaga pemasar maupun nasabah. Melalui aplikasi tersebut, nasabah dapat melakukan tanya jawab secara langsung, dan mendapatkan poin-poin tertentu dalam membayar premi.
AXA Mandiri pada 2020 sendiri mencatatkan kinerja klaim asuransi sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah klaim yang dibayarkan tersebut turun dibandingkan dengan 2019, yang mencapai Rp5,3 triliun.
Akademisi Universitas Negeri Makassar Muhammad Zulfadli memandang perubahan yang terjadi akibat pandemi, banyak mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berasuransi.
Baca Juga : Perkuat Penerapan K3, PLN UIP Sulawesi Lakukan Management Patrol di GI Punagaya
“Jadi asuransi bukan hanya sekedar proteksi, tetapi justru telah menjadi sebuah gaya hidup sebetulnya karena pandemi ini. Ke mana-mana, pasti banyak yang butuh proteksi asuransi yang bersifat jangka pendek, ini kemudian saya bilang sudah semacam gaya hidup,” tuturnya.
Selain itu, paparnya, prospek asuransi jiwa di masa pemulihan ini bakal menjadi momentum rebound bagi industri, namun tetap harus disertai dengan langkah-langkah edukasi bagi calon pemegang polis. (Rhany)
