0%
logo header
Jumat, 16 Desember 2022 20:54

Program PMT Cegah Stunting PKK Gowa Sasar Tiga Desa di Manuju

Chaerani
Editor : Chaerani
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa Mussadiyah Rauf saat memberikan pemberian makanan tambahan kepada balita di salah satu desa di Kecamatan Manuju, kemarin. (Dok. Humas Gowa)
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa Mussadiyah Rauf saat memberikan pemberian makanan tambahan kepada balita di salah satu desa di Kecamatan Manuju, kemarin. (Dok. Humas Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gowa mengagas program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita. Program ini berhasil diimplementasikan di tiga desa yang ada di Kecamatan Manuju. Di antaranya, Desa Moncongloe, Desa Manuju, dan Desa Tassese.

Program ini sebagai salah satu upaya TP PKK Kabupaten Gowa dalam melakukan upaya penanganan stunting. Pemberian makanan tambahan ini diserahkan langsung Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa, Mussadiyah Rauf bersama jajaran TP PKK Gowa.

“Makanan tambahan ini kami berikan khusus kepada balita dan anak yang mengalami stunting,” kata Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Gowa Musaddiyah Rauf, di sela-sela memberikan makanan tambahan, kemarin.

Baca Juga : Anak dan Perempuan Bebas Kekerasan Dengan Pola Asuh Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Lanjutnya, stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Terutama pada rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Sehingga menurutnya, kegiatan yang dilakukannya ini salah satu tujuannya adalah untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa. Khususnya yang ada di Kecamatan Manuju.

“Dengan adanya program ini sebagai upaya kita untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa, khususnya yang ada di Kecamatan Manuju,” katanya.

Baca Juga : Koperasi PKK Gowa Dipacu Perkuat Ekonomi Masyarakat di Desa

Dirinya menyebutkan, adapun sejumlah makanan tambahan yang diserahkan kepada masing-masing desa yakni telur, beras, susu, kacang merah, kacang hijau, dan juga biskuit. Dengan adanya pemberian makanan tambahan bagi balita dan anak di setiap desa, mampu menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Manuju.

“Semoga angka stuntingnya bisa turun menjadi nol untuk semua desa di Kecamatan Manuju,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Manuju Panca Risnaeli mengatakan, stunting ini akibat kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan, hingga masa setelah lahir. Akan tetapi nanti tampak stunting setelah bayi berusia dua tahun.

Baca Juga : PKK Gowa Ajak Pengurus Kelola Koperasi untuk Bantu Ekonomi Keluarga

Dengan demikian, lanjutnya, usia 1000 HPK merupakan masa emas yang sangat penting mendapat perhatian baik dari aspek nutrisi, maupun kesehatan lingkungan sekitar rumah tangga. Periode 1.000 HPK seharusnya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

“Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting adalah intervensi yang dilakukan pada 1.000 HPK dari anak balita,” terang Panca.

Intervensi stunting memerlukan konvergensi program dan upaya sinergis pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pada 2020, 2021, dan 2022, Pemerintah Kabupaten Gowa telah mengadakan Rembuk Stunting dengan menetapkan 55 lokus desa untuk intervensi spesifik dan sensitif pada lokus tersebut.

Baca Juga : Gagas Gemas Lo, TP PKK Gowa Lestarikan Penggunaan Busana Lokal

“Untuk semakin memperkecil potensi terjadinya stunting maka konvergensi atau keterpaduan lintas sektor dibutuhkan dalam melakukan intervensi pencegahan stunting,” terangnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646