REPUBLIKNEWS.CO.ID, TAKALAR — Sebagai perusahaan teknologi finansial, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) juga ambil bagian pada upaya kelestarian lingkungan.
Melalui program Amartha Lestari, mendorong terciptanya kelestarian lingkungan dengan kegiatan mereduksi emisi karbon melalui konservasi hutan mangrove.
Salah satu yang berhasil dilaksanakan di wilayah pesisir Pulau Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada Selasa 30 Agustus 2022.
Baca Juga : Festival Tani Takalar: Refleksi Suara Perlawanan Petani untuk Hak Tanah dan Keadilan
AVP Marketing & PR Amartha Rezki Warni mengatakan, penanaman mangrove tersebut dilakukan dengan menggandeng Yayasan Hutan Biru atau Blue Forest, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Sulawesi Selatan.
Pada penanaman mangrove ini pihaknya menanam sekitar 4.000 bibit pohon mangrove yang ada di wilayah pesisir Pulau Tanakeke.
“Penanaman pohon mangrove ini kita lakukan di lahan konservasi seluas dua hektar,” katanya dalam keterangannya, Rabu (31/08/2022).
Baca Juga : Tambak Udang di Sulsel Hemat Belasan Juta Rupiah per Bulan Berkat Listrik Hijau PLN
Lanjut Rezki, kegiatan yang merupakan salah satu program corporate social responsibility (CSR) ini dilakukan oleh beberapa volunteer. Antara lain dihadiri direksi dan karyawan Amartha, anggota Blue Forest, anggota Womangrove yang merupakan komunitas perempuan yang memiliki kepedulian atas kelestarian mangrove di Pulau Tanakeke, dan pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dan warga sekitar pesisir.
“Kami berharap lewat kegiatan ini bisa melakukan penyeimbang karbo dan menjadi carbon netral company dalam waktu lima tahun kedepan,” ujarnya.
Lanjutnya, PT Amartha hadir bukan hanya mengepakkan bisnis semata, khususnya di bidang teknologi finansial. Tetapi juga memiliki komitmen besar pada kehidupan sosial masyarakat.
Baca Juga : Ratusan Petani di Polongbangkeng Takalar Tolak Perpanjangan HGU PTPN XIV
Seperti pada upaya kelestarian lingkungan, pemberdayaan perempuan, hingga pemberian perlindungan kepada pelaku usaha mikro.
Rezki menyebutkan, ada tiga program yang menjadi fokus program dan berkelanjutan dari PT Amartha.
Pertama, Amartha Lestari yang merupakan pilar program keberlanjutan yang fokus pada pelestarian lingkungan dengan tujuan untuk mereduksi emisi karbo yang dihasilkan dari kegiatan usaha. Seperti konservasi hutan mangrove dan Amartha Green Office.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Salurkan Bantuan Pangan Pemerintah Pusat untuk Warga Miskin di Takalar
Kedua, Amartha Madani yang merupakan pilar program keberlanjutan Amartha yang fokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat lewat pemberdayaan kualitas hidup masyarakat lewat pemberdayaan perempuan.
“Pada program ini kami melakukan kegiatan Amartha Local Herpes, dan beasiswa Amartha Cendekia,” sebutnya.
Sementara pada program ketiga yakni, Amartha Bestari. Program ini merupakan program keberlanjutan Amartha yang fokus pada penerapan ethical lending serta menjalin kolaborasi dengan pemerintahan untuk meningkatkan perlindungan bagi pelaku UMKM.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Salurkan Bantuan Pangan Pemerintah Pusat untuk Warga Miskin di Takalar
Sementara, Direktur Blue Forest Rio Ahmad mengatakan, dalam kegiatan ini memberikan dampak positif pada sektor lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Untuk sektor lingkungan mampu mencegah terjadinya abrasi pantai dan meminimalisir bahaya tsunami, mereduksi tingkat karbon dan meningkatkan pelepasan oksigen, dan mencegah terjadinya pencemaran air di wilayah pesisir.
“Kondisinya mangrove tidak hanya melepaskan oksigen dan menyerap CO2, namun juga menyimpan karbon dan melepaskan biomassa di bawah permukaan tanah,” katanya.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Salurkan Bantuan Pangan Pemerintah Pusat untuk Warga Miskin di Takalar
Selanjutnya pada dampak ekonomi, mampu menjadi habitat bagi hewan laut bernilai ekonomi tinggi, seperti udang, ikan kecil, kepiting, dan lainnya (biodiversity).
Tak hanya itu warga dapat memanfaatkan hasil ekonomi turunan mangrove untuk meningkatkan pendapatan, dan membuka kesempatan bagi warga untuk mengembangkan potensi eco-tourism.
Sementara untuk dampak sosial, memberdayakan warga sekitar untuk bersama-sama merawat hutan mangrove, dan sebagai wadah pemberdayaan warga secara gotong royong dengan memanfaatkan hasil turunan olahan mangrove.
