REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAMUJU – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto melakukan Rapat Koordinasi percepatan penanganan pasca bencana gempa bumi di Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (9/6/2022).
Dalam rapat itu, BNPB menyampaikan situasi pasca gempa 5,8 SR di Mamuju sudah terkendali, sehingga pengungsi sudah dapat kembali ke rumah masing-masing.
“Di dunia ini tidak satupun ilmu mendeteksi kapan terjadinya gempa. Tetapi dengan perkembangan yang semakin pesat, BMKG sudah memasang sesar begitu terjadinya gempa. Saat ini kami pastikan situasi sudah terkendali. Mohon masyarakat tidak panik, segera kembali ke rumahnya masing masing,” kata Suharyanto.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
“Kalau mereka takut ke rumah, bikin tenda di rumah masing-masing,” tambahnya.
Meskipun begitu, katanya, BNPB menyarankan agar pemerintah daerah membentuk Satgas Tanggap Darurat. Tujuannya untuk kembali melakukan validasi data dampak gempa 5,8 SR tersebut.
“Ditanggap darurat dilakukan penanganan awal. Informasi awal 17 orang luka. Jangan sampai masih ada yang tidak tertangani. Seminggu ini cari betul mana yang luka parah, mana gedung yang rusak. BNPB akan membantu, pertama masyarakat dan rumah masyarakat. Mohon Bupati cepat mendata. BNPB membantu segera,” ungkapnya.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
Dia pun berharap agar edukasi terus berjalan guna meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Sulbar rawan bencana.
“Nanti saya akan kerjasama BMKG, meningkatkan budaya sadar bencana,” tambah Suharyanto.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik menyampaikan bahwa kehadiran BNPB menjadi kekuatan bagi masyarakat Sulbar dalam menghadapi bencana. Apalagi, katanya, saat ini masyarakat masih khawatir atas kejadian gempa tahun sebelumnya.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
“Peristiwa 2021 sangat menghantui masyarakat kita. Sehingga pasca kejadian sejumlah masyarakat langsung mengungsi jauh dari tempat kejadian,” ungkapnya.
Hanya saja, kata Akmal, masyarakat belum terkoordinir dalam melakukan pengungsian. Olehnya itu, Akmal berharap terus dilakukan edukasi masyarakat memberikan kesadaran agar bisa hidup ramah dengan bencana.
“Sulbar berada diatas wilayah rawan bencana. Ada gempa, banjir dan longsor. Makanya membutuhkan perhatian luar biasa. Dan membutuhkan edukasi kepada masyarakat dalam menyikapi bencana,” bebernya.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Pada kunjungan tersebut, BNPB sekaligus menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dan bantuan logistik serta peralatan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.
Adapun bantuan, berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp250 juta untuk Pemprov Sulbar beserta logistik dan peralatan kebencanaan, DSP Rp100 juta untuk Polda Sulbar, DSP Rp150 juta untuk Danrem 142/Tatag, dan DSP untuk dua kabupaten, Majene-Mamuju masing masing Rp250 juta. (*)