REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Memasuki kawasan Balla Lompoa, di Jalan K. H. Wahid Hasyim No.39, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba terlihat berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Perubahan ini setelah dilakukannya revitalisasi secara bertahap.
Jika sebelumnya Kawasan Balla Lompoa dengan luas sekitar tiga hektare (Ha) ini dikelilingi pagar yang menjulang tinggi. Saat ini pagar yang dibangun di desain lebih terbuka sehingga masyarakat yang lewat pun sudah bisa menikmati dari depan suasana dalam kawasan.
Di dalamnya, Kawasan Balla Lompoa ini terdapat dua museum yakni Museum Balla Lompoa dan Istana Tamalate. Kedua bangunan ini menjadi bukti daerah tersebut merupakan salah satu daerah kerajaan di Sulawesi Selatan.
Baca Juga : 134 Mahasiswa Program Mahasantri Angkatan Kedua Ikut Orientasi
“Upaya pemerintah merevitalisasi Kawasan Balla Lompoa yaitu agar makin memperindah kawasan museum agar semakin menarik perhatian pengunjung untuk datang,” tegas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Tenriwati Tahri, Selasa (15/11/2022).

Dalam kawasan pengunjung akan mendapati tempat duduk secara bertingkat di beberapa sudut. Tujuannya agar saat dilaksanakan pentas kesenian dan kebudayaan, penonton dapat duduk secara rapi seperti sedang menonton layar bioskop. Bangunan kotak persegi panjang bersusun pun manambah kesan yang kekinian atau Instagramable.
Dalam revitalisasi Kawasan Balla Lompoa ini juga dibangun Gedung Kesenian dan Dekranasda yang nantinya dipersiapkan sebagai pusat oleole khas Kabupaten Gowa. Mulai dari kerajinan, kuliner dan lainnya.
Baca Juga : Sinergitas Program Gowa Bersama dan Gerakan Pramuka Perlu Diperkuat
Jika melirik kebelakang, awalnya keberadaan kawasan tersebut merupakan rumah kebesaran raja-raja Gowa, hanya saja pada masa pemerintahan Raja Gowa (Sombayya) Ke-35, I Mangngi-mangngi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo pada 1936 lalu direkonstruksi dari Istana Kerajaan Gowa menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Gowa.
Kemudian seiring berjalannya waktu mengalami perubahan fungsi sebagai pusat budaya Makassar-Gowa. Selama menjadi pusat kebudayaan, kawasan ini pun terus mengalami pembenahan oleh kepala daerah di zamannya.
Revitalisasi pertama dilakukan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1978 dan 1980. Selanjutnya, pada masa kepemimpinan Bupati Gowa, Syahrul Yasin Limpo pada 1955 lalu kembali dilakukan pembenahan dengan harapan kehadirannya mampu menjadi ikon budaya dan sejarah daerah.
Baca Juga : Pembagian Seragam Gratis Hati Damai Sasar Siswa SD dan SMP di Malino
Selanjutnya pada 2010 di masa pemerintahan Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo juga kembali dilakukan pembenahan. Dimana Museum Balla Lompoa yang waktu itu hanya berpijak di tanah dibuatkan landasan beton sehingga harus diangkat setinggi 3,2 meter. Tak hanya itu juga diperindah dengan membangun kolam dan taman serta halaman untuk upacara kerajaan.
Pembenahan kawasan kebudayaan ini pun kembali dibenahi di masa pemerintahan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan pada tahun pertama kepemimpinannya atau pada 2019 lalu. Pembenahan yang dilakukan dengan menata kawasan agar terlihat lebih indah dan baik, serta memantapkan posisi Balla Lompoa sebagai salah satu ikon sejarah yang ada di Kabupaten Gowa. Peresmian revitalisasi ini pun dilakukan pada Kamis, 17 Maret 2022 lalu.
Tenriwati mengaku, revitalisasi Kawasan Balla Lompoa ini dilakukan dengan konsep mengkolaborasikan nuansa klasik bangunan dengan arsitektur modern. Tentunya agar Kawasan Balla Lompoa makin indah dan menarik.
Baca Juga : Husniah Talenrang Dikukuhkan Jadi Anggota Kehormatan KAHMI Gowa
“Yang kita buat modern atau istilah Instagramable hanya diluar kawasan atau museum. Tetapi didalamnya tidak ada yang kita rubah karena memang itu adalah peninggalan sejarah, sehingga nilai dan maknanya sudah sangat kuat,” kata mantan Kepala Bagian Umum Sekretariat Kabupaten Gowa ini.
- Perkuat Ikon Kebudayaan di Bangun Gedung Kesenian

Sebelumnya, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, untuk pembenahannya hanya dilakukan perbaikan pada pondasi Balla Lompoa agar tetap kuat. Sementara, untuk wilayah kawasannya secara keseluruhan dilakukan pembenahan untuk dijadikan pusat kebudayaan dan adat daerah.
“Kita tidak bisa bikin apa-apa untuk bangunannya karena kita menjaga kesakralannya dan juga sudah menjadi cagar budaya sehingga yang kita perbaiki hanya kayu dan pondasi supaya tetap kuat,” terangnya di sela-sela peresmian waktu itu.
Baca Juga : Husniah Talenrang Dikukuhkan Jadi Anggota Kehormatan KAHMI Gowa
Upaya untuk memperkuat ikon kawasan ini pada pelaksanaan revitalisasi dibangun Gedung Dekranasda dan Gedung Kesenian Gowa yang akan menjadi tempat penjualan oleh-oleh khas daerah dan penampilan-penampilan budaya lokal.
“Di Gedung Dekranasda ini kita akan menghimpun produk unggulan desa atau kelurahan kemudian dijual sebagai merchandise, dan di belakangnya ada Kantor Dewan Kesenian Gowa serta ada panggung permanen yang akan menampilkan atraksi tarian daerah. Ini kita lakukan untuk menarik wisatawan datang kesini,” jelas Bupati Adnan.
- Revitalisasi Wujud Melestarikan Nilai Budaya Daerah

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy saat hadir meresmikan waktu itu menyampaikan decak kagumnya atas pembenahan yang terus dilakukan pada kawasan bersejarah ini.
Baca Juga : Husniah Talenrang Dikukuhkan Jadi Anggota Kehormatan KAHMI Gowa
Menurut Muhadjir, dengan pembenahan yang terus dilakukan kepada situs budaya seperti Balla Lompoa ini merupakan bentuk pelestarian nilai budaya yang harus diapresiasi.
“Kami mengapresiasi langkah pemerintah yang terus melestarikan nilai-nilai kebudayaan yang ada di daerahnya. Sebab keberadaan Kawasan Museum Balla Lompoa terus dijaga sejak dulu hingga sekarang ini,” katanya.
Ia mengatakan, pembangunan hingga pembenahan Kawasan Museum Balla Lompoa sejak masa kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo, Alm Ichsan Yasin Limpo, dan dilanjutkan oleh Bupati Gowa sekarang ini Adnan Purichta Ichsan adalah kegiatan yang baik. Hal ini sebagai upaya agar nilai-nilai kebudayaan yang ada di Kabupaten Gowa dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Baca Juga : Husniah Talenrang Dikukuhkan Jadi Anggota Kehormatan KAHMI Gowa
“Lewat nilai-nilai budaya ini Kabupaten Gowa memiliki modal untuk lebih dikenal lagi. Baik pada tingkat provinsi maupun nasional di masa depan,” tegas Muhadjir.