0%
logo header
Sabtu, 04 Juni 2022 10:26

Sekolah Restorasi Nasdem Diharap Cetak SDM Kaum Muda Papua Untuk Agen Perubahan

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Para siswa Sekolah Restorasi NasDem Kabupaten Merauke Papua. (FOTO. Hendrik/republiknews.co.id).
Para siswa Sekolah Restorasi NasDem Kabupaten Merauke Papua. (FOTO. Hendrik/republiknews.co.id).

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE — Sekolah Restorasi NasDem di Kabupaten Merauke kembali dibuka untuk angkatan II tahun 2022.

Sekolah Restorasi digagas oleh Direktur Eksekutif Rumah Aspirasi H Sulaeman L Hamzah yakni Fauzun Nihayah yang dibuka secara simbolik oleh Rektor Universitas Musamus Merauke Dr. Beatus Tambaip dengan penabuhan tifa.

Kegiatan itu juga dihadiri langsung anggota Komisi IV DPR RI H Sulaeman L. Hamzah, Toko Besar Papua Selatan Johanes Gluba Gebze, Rektor Universitas Musamus Beatus Tambaip, Ketua DPRD Merauke Benjamin Latumahina, dan Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji di Hotel Halogen Merauke, Papua.

Baca Juga : Paslon Bisa Ajukan Gugatan ke MK, Pasca KPU Papua Selatan Umumkan Penetapan Suara Pilgub 2024

Direktur Eksekutif rumah aspirasi H Sulaeman L Hamzah, Fauzun Nihayah dalam laporan pembukaan mengatakan angkatan I Sekolah Restorasi telah meluluskan 67 wisudawan yang berasal dari berbagai latar belakang baik siswa lulusan SMA maupun siswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan-perguruan di Merauke.

“Pendirian sekolah restorasi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Papua yang unggul dan cerdas. Rumah Aspirasi H Sulaeman L Hamzah tetap melanjutkan program pendidikan ini guna meluluskan siswa yang memiliki karakter dan kemampuan ilmu pengetahuan yang berdaya saing di era globalisasi,” kata politisi NasDem yang duduk di Komisi V DPR Provinsi Papua ini.

Fauzun Nihayah mengungkapkan setelah meluluskan angkatan pertama periode lalu sekolah ini kembali merekrut para siswanya untuk angkat kedua.

Baca Juga : Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 di Papua Selatan 78,12 Persen, Masih Tinggi Dibanding Nasional

Pendaftar sekolah restorasi angkatan kedua mencapai 98 orang yang berasal dari empat kabupaten di Papua Selatan yakni Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Asmat, dan Mappi. Bahkan para pendaftar ada juga yang berasal dari Kabupaten Yahukimo dan Jayawijaya.

Sebagian besar mahasiswa berasal dari Universitas Musamus, STT Arastamar, STIA Karya Dharma, Saint Theresia, Uncen KPG Merauke dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Merauke. Ada juga peserta lulusan SMA dengan kriteria maksimal usia 35 tahun.

“Kami merasa bangga melihat minat adik-adik yang luar biasa. Awal mula terbentuknya Sekolah Restorasi ini saat saya melakukan kunjungan ke kampung-kampung bertemu masyarakat. Saat itu kami menemukan banyak pemuda Papua yang belum mempunyai kemampuan bercakap yang baik, bersuara dan minder. Sebagai wakil rakyat, saya merasa terpanggil memberikan sebuah pendidikan yang dibutuhkan anak-anak Orang Asli Papua (OAP),” ungkap Fauzun Nihayah.

Baca Juga : KPU Papua Selatan Umumkan Pemenang Pilgub 2024, Safanpo-Imadawa Raih Suara Tertinggi

Dalam Sekolah Restorasi, lanjutnya, pendidikan yang diberikan adalah public speaking, jurnalistik, kepemimpinan, keorganisasian, teknik lobi (negosiasi), kewirausahaan dan lain-lain. Mata pelajaran tersebut sangat dibutuhkan generasi muda OAP menyambut rencana pembentukan DOB Provinsi Papua Selatan (PPS).

“Kita siapkan generasi muda Papua yang berkualitas dalam menyambut Provinsi Papua Selatan (PPS). Tentu dengan SDM lebih berkualitas. Adik-adik punya peran strategis menyambut PPS dengan mimpi besar dan kita punya komitmen untuk menyiapkan adik-adik kita dengan sumber daya manusia yang unggul,” tandasnya.

Rektor Universitas Musamus Dr. Beatus yang hadir memberikan motivasi mengatakan, pendidikan formal yang ditempuh seorang siswa dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi perlu juga didukung dengan pendidikan informal guna membentuk kemampuan dan ketrampilan seseorang.

Baca Juga : KPU Papua Selatan Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pilgub 2024

Menurutnya dalam dunia pendidikan ada tiga hal penting yang dihasilkan yakni kognitif (ilmu pengetahuan), afektif (sikap dan tingkah laku) dan psikomotorik (kemampuan dan ketrampilan).

“Pendidikan itu harus ditambah supaya pengetahuan kita terus berkembang. Dalam dunia pendidikan itu ada pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan yang sekarang adik-adik ikuti selama dua angkatan ini bertujuan untuk memperkuat psikomotorik, bagaimana melatih seseorang berbicara, ketrampilan komputer dan sebagainya, itu adalah bagian dari psikomotorik,” jelas Beatus Tambaip.

Beatus mengakui potret fenomena sumber daya manusia (SDM) di Papua selama 20 tahun implementasi Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua dalam banyak aspek mengalami ketertinggalan dengan daerah lain di Indonesia. Standar ukurannya adalah indeks pembangunan manusia (IPM) yang dibentuk melalui aspek pendidikan.

Baca Juga : KPU Papua Selatan Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pilgub 2024

“Kita lihat dari 34 provinsi di Indonesia, IPM di Papua itu ada di urutan terakhir. Itu menunjukkan bahwa kontribusi IPM sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan itu tidak berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan SDM.
Apa yang dilakukan oleh NasDem hari ini kita harus sambut itu secara positif dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia.

“Kalau kita hanya berharap kepada pemerintah sementara pemerintah punya keterbatasan, ada jalur pendidikan lain yang positif kita harus ikut dalam rangka kemajuan SDM kita. Saya berharap apa yang diberikan ini dapat berkontribusi untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia Papua yang unggul dan cerdas,” pesan Beatus.

Penulis : Hendrik
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646