0%
logo header
Minggu, 18 Mei 2025 12:10

Sektor Industri dan Prod​uk Tekstil Tumbuh, OJK: Perlu Dukungan Pembiayaan

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae. (Dok. Istimewa)
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae. (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, secara nasional sektor Industri Tekstil dan Prod​uk Tekstil (TPT) tumbuh menjanjikan. Bahkan menjadi salah satu sektor yang dianggap strategis dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, kontribusi industri TPT terhadap penyerapan tenaga kerja di periode 2024 mencapai 4 juta orang. Capaian ini sebesar 32,79 persen dari total tenaga kerja pada industri padat karya.

Selain itu, sektor industri TPT pada Maret 2025 secara tahunan (yo) tumbuh sebesar 4,64 persen. Dimana, meningkat dibandingkan 2024 yang tumbuh sebesar 4,26 persen. Hingga Maret 2025, kredit kepada industri TPT dan alas kaki tercatat mencapai Rp160,41 triliun, atau setara 2,03 persen dari total kredit perbankan nasional.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

“Bahkan dengan melihat kinerja industri TPT ini memberikan kontribusi sebesar 1,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional,” ungkapnya, dalam keterangan resminya, kemarin.

Olehnya, ia menilai bahwa industri TPT di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar mengingat pasar yang sangat besar baik di dalam negeri maupun pasar ekspor di luar negeri.

Hal ini juga didukung dengan data yang menunjukan masih besarnya ketertarikan investor dari beberapa negara untuk melakukan investasi di industri TPT di Indonesia yang ditujukan dengan adanya kenaikan jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) di industri ini dari tahun ke tahun.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Adanya kondisi tersebut, pelaku industri TPT mengharapkan adanya kebijakan mengenai skema pembiayaan murah dan pelatihan tenaga kerja, penguatan ekosistem hulu-hilir untuk efisiensi dan stabilitas pasokan. Termasu, pemanfaatan energi bersih dan efisien menuju industri ramah lingkungan, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk substitusi impor dan kemandirian industri, dan pengembangan ekonomi sirkular untuk keberlanjutan dan nilai tambah.

“Kebijakan terintegrasi ini dapat mendukung industri TPT nasional agar dapat terus bangkit sebagai tulang punggung industri nasional yang inklusif, hijau, dan berdaya saing global,” terang Dian Ediana.

Sebelumnya, OJK terus memperkuat perannya dalam mendukung sektor riil melalui penguatan pembiayaan berkelanjutan, salah satunya pada sektor industri TPT. Pasalnya hal ini dianggap sebagai sektor strategis dalam perekonomian nasional.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Sebagai langkah awal OJK memfasilitasi pertemuan bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta Badan Kebijakan Fiskal, industri perbankan, dan pelaku industri TPT. Pertemuan tersebut guna membahas tantangan yang dihadapi industri TPT, potensi sinergi, dan kebutuhan dukungan dari sisi pembiayaan serta penguatan ekosistem pembiayaan berkelanjutan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI dalam Sarasehan Ekonomi Nasional, sekaligus bentuk implementasi atas amanat Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Dimana, menempatkan sektor TPT sebagai salah satu prioritas transformasi ekonomi nasional.

Menurutnya, dalam menciptakan ekosistem industri TPT yang sehat, tangguh, dan berdaya saing global perlu upaya kolaborasi dari berbagai pihak terkait.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Industri TPT nasional memiliki potensi besar baik dari sisi pasar domestik maupun ekspor. Namun, tantangan struktural seperti tingginya biaya logistik dan ketergantungan terhadap pasar ekspor tertentu perlu segera diatasi secara komprehensif melalui pendekatan Indonesia Incorporated, yaitu kolaborasi nyata antara pelaku industri, perbankan, BUMN, dan pemerintah,” katanya, dalam pertemuan, kemarin.

Dian menyampaikan beberapa hal yang menjadi tugas seluruh stakeholders untuk mencari solusi secara komprehensif antara lain untuk menekan tingginya biaya logistik ekspor produk TPT di Indonesia sehingga bisa kompetitif dengan negara eksportir lainnya.

Selain itu, diperlukan diversifikasi terhadap pasar ekspor produk tekstil selain kepada beberapa negara antara lain AS, Turki, China, Malaysia, dan Jepang. Hal ini dalam rangka menghadapi tantangan terhadap perdagangan global yang muncul dari deglobalisasi yang menghilangkan aspek fairness dari global trade.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa sektor jasa keuangan, khususnya perbankan, berperan krusial sebagai enabler dalam memperkuat pembiayaan dan struktur bisnis industri TPT. Sinergi antara industri perbankan dengan pelaku industri TPT perlu diperkuat agar penyaluran pembiayaan dapat lebih tepat sasaran dan mendukung pertumbuhan sektor riil secara berkelanjutan.

“Termasuk perluasan akses pembiayaan juga harus dibarengi dengan penguatan manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa pemerintah telah dan akan terus memberikan berbagai insentif untuk mendukung pengembangan industri TPT. Mulai dari insentif program restrukturisasi mesin atau peralatan produksi, penguatan rantai pasok dan pemberdayaan industri TPT termasuk menjaga ketersediaan bahan baku.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Selain itu, juga pemberian insentif fiskal antara lain bea masuk, insentif pajak untuk industri padat karya, insentif untuk perkuatan industri petrokimia dan subsidi listrik.

“Semua insentif itu diharapkan akan menjadi katalis positif yang dapat mendorong pertumbuhan industri TPT ke depan dan industri jasa keuangan dapat berkontribusi positif dalam mendukung industri TPT,” terang Dian.

OJK mendorong agar hasil diskusi ini menjadi dasar dalam merumuskan rekomendasi kebijakan yang konkret guna memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri TPT nasional sebagai salah satu tulang punggung industri padat karya dan ekspor Indonesia.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646