0%
logo header
Senin, 20 Juni 2022 14:08

Seni Tari Kreasi Banjar Khas Kalimantan Selatan, Putri Nita Sebut Mulai Berkembang Pasca Covid-19

Penari Daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (Istimewa)
Penari Daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Komite Tari Dewan Kesenian Banjarmasin, Putri Yunita Permata Kumala Sari melihat perkembangan seni tari di Kalimantan Selatan tetap bertumbuh pasca pandemi Covid-19. Terbukti, bulan lalu menggelar Hari Tari Dunia (HTD) yang berlangsung di Misbar, Kota Banjarbaru, dengan mengusung tema “Dance Through Life”.

Menampilkan beberapa tarian kreasi asal daerah yang diramaikan oleh pegiat seni anak-anak, kawula muda dan dewasa.

“Tidak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 melumpuhkan segala lini kehidupan di dunia. Namun perkembangan seni tari di Kalsel, secara umum dan khususnya Banjarmasin, masih dapat bertumbuh. Karena banyak media untuk bisa mengembangkan diri melalui karya-karya tari,” ucap Putri Permata Kumala Sari kepada Republiknews.co.id, Senin (20/06/2022).

Baca Juga : Jasa Raharja Kalsel Dukung Indonesia Bebas ODOL, FKLL Tegaskan Sinergi Pengawasan

Dalam hal ini, kata dia, selama pandemi Covid-19 bahwa semua pihak berjuang untuk beralih ke ruang online untuk tetap bisa beraktivitas, termasuk aktivitas berkesenian. Seperti layaknya Sanggar Seni Perpekindo, kata dia, merupakan salah satu wadah olah seni, termasuk tari yang juga turut tetap berkontribusi sebagai upaya pelestarian seni tari Banjar.

“Salah satunya kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Sanggar Seni Perpekindo bekerjasama dengan UPTD Taman Budaya Kalsel dalam Pertunjukan Seni Virtual bertajuk (The Mask) yang ditayangkan melalui youtube,” ujarnya.

Kata Dosen Sendratasik ULM itu mengatakan, pertunjukan ini dibagi 2 bagian dan Sanggar Seni Perpekindo Banjarmasin hadir di bagian I, dengan menampilkan Tari Topeng Tumenggung.

Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Kakorlantas Polri dan Jasa Raharja Bahas Strategi Keselamatan Lalu Lintas

“Tari ini merupakan hasil riset penggalian tari bersama seniman tari topeng yang ada di Banjarmasin, antara lain dengan pegiat tari topeng yakni Ibu Erliani, Ibu Ida Masrani dan Bapak Gusti Hidayat (Penabuh Gamelan Tari Topeng),” bebernya.

Tujuannya, kata dia, penggalian tari ini tentunya diharapkan tari topeng klasik Banjar yang sifat profan atau pertunjukan tetap masih bisa dinikmati. Dan menurutnya, dipelajari dari generasi ke generasi, sehingga tetap terjaga kelestariannya sebagai identitas budaya Banjar khas Kalimantan Selatan.

“Mengenai perkembangan tari kreasi daerah atau tari garapan baru cukup baik secara kuantitas dengan banyaknya ruang-ruang online untuk dapat berkarya,” kata perempuan kelahiran 1990 itu.

Baca Juga : Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp650 Juta untuk Korban Kecelakaan Selama PAM Lebaran 2025 di Kalsel

Namun, kata Putri, cukup mengalami penurunan secara kualitas, yakni penurunan skill ketubuhan dan keleluasaan berkreasi, serta berinovasi yang disebabkan pembatasan sosial. Sehingga, kata dia, cenderung mengalami penurunan intensitas latihan selama 2 tahun ke belakang, semasa pandemi Covid-19.

“Memasuki tahun ketiga ini, menurut saya semua lini sudah mulai mengembalikan lagi performanya, termasuk kekaryaan seni tari, dan karena sudah mulai ada kelonggaran dalam pembatasan sosial, jadi sudah mulai dapat berproses dengan lebih baik lagi,” tandasnya.

Penulis : Rahim Arza
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646