0%
logo header
Senin, 07 Oktober 2024 15:19

Setara Berdaya Group dan Pelindo Dorong UMKM Disabilitas di Mamminasata Maju Bersama

Chaerani
Editor : Chaerani
Co-Founder Alunjiva Indonesia Fanny Efrita saat menyampaikan sambutan pembukaan pada Pelatihan Kewirausahaan kepada UMKM Penyandang Disabilitas di wilayah Mamminasata, di Hotel Day & Night Makassar, Senin, (07/10/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Co-Founder Alunjiva Indonesia Fanny Efrita saat menyampaikan sambutan pembukaan pada Pelatihan Kewirausahaan kepada UMKM Penyandang Disabilitas di wilayah Mamminasata, di Hotel Day & Night Makassar, Senin, (07/10/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Setara Berdaya Group melalui Alunjiva Indonesia dan Berdaya Bareng berkolaborasi dengan Pelindo Regional 4 Makassar mendorong peningkatan kualitas pelaku UMKM dari kelompok disabilitas.

Untuk mewujudkan hal tersebut keduanya mengagas Program Maju Bersama. Program tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman pelaku usaha (kelompok disabilitas) mengenai digitalisasi usaha, pengaturan keuangan, dan strategi pemasaran.

Kegiatan ini diimplementasikan dengan membuat Pelatihan Kewirausahaan kepada UMKM Penyandang Disabilitas di wilayah Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar (Mamminasata), Sulawesi Selatan. Dalam kegiatan ini diikuti sebanyak 20 pelaku UMKM yang mewakili wilayah masing-masing.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Co-Founder Alunjiva Indonesia Fanny Efrita mengatakan, Program Maju Bersama adalah upaya nyata untuk memberdayakan penyandang disabilitas di wilayah Mamminasata. Dengan kolaborasi seluruh pihak tentunya akan menjadikan UMKM dari disabilitas lebih tangguh dan mandiri.

“Program ini bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri dan kapasitas untuk bersaing di pasar,” katanya, di sela-sela membuka kegiatan, di Hotel Day & Night Makassar, Senin, (07/10/2024).

Ia mengaku, saat ini yang masih menjadi persoalan utama bagi pelaku usaha disabilitas adalah terkait perkembangan digitalisasi dan inovasi bisnis. Sehingga, di pelatihan tersebut akan berfokus pada peningkatan penjualan dan jangkauan pasar UMKM disabilitas melalui media digital, serta membuka peluang ekspansi pasar bagi mereka.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

“Pada dasarnya dari sisi usaha jika dilihat dari silabus dan kurikulum pada umumnya sama, yang berbeda itu dari sisi digitalisasi usaha, inovasi bisnis dan bagaimana mengembangkan bisnis mereka agar lebih sustainable,” ujarnya lagi.

Termasuk juga membagun kepercayaan diri dan menemukan minat bakat mereka, serta memantapkan pilihannya sebagai pengusaha. Selain itu, bagaimana mereka bisa menganggap disabilitas yang mereka miliki bukan menjadi sebuah kekurangan, namun justru menjadi value atau nilai jual lebih.

“Di pelatihan ini kami akan memberikan pemahaman untuk menemukan tujuan kepada peserta tentang mengapa mereka harus ikut pelatihan ini, serta mengapa mereka harus mencintai dan menerima kedisabilitasan mereka dengan sangat baik,” ujar Fanny.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Lanjutnya, Progam Maju Bersama ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kontribusi penyandang disabilitas, dan memberdayakan 80 persen dari jumlah penerima manfaat melalui pengembangan kapasitas dan kapabilitas.

Di Kota Makassar sendiri berdasarkan data Bappelitbangda Sulsel Tahun 2023 menjadi wilayah dengan jumlah penyandang disabilitas terbesar di Sulawesi Selatan. Dimana mencapai 30.373 jiwa atau 12,286 persen dari total populasi.

Kegiatan pelatihan kewirausahaan ini akan berlangsung mulai 7 hingga 9 Oktober 2024 mendatang. Seluruh peserta yang diikutkan adalah mereka yang telah melalui proses kurasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, tujuannya untuk memastikan mereka memiliki potensi untuk berkembang melalui program ini.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Setelah melewati pelatihan offline, peserta kemudian akan melanjutkan dengan pelatihan online selama dua bulan, yang mencakup berbagai topik. Antara lain, legalitas usaha, digital marketing, pemasaran dan branding, serta jaringan dan kemitraan.

Selain pelatihan, program ini juga menyediakan sesi konsultasi psikolog secara online untuk setiap grup peserta. Sesi ini bertujuan untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan mental peserta, khususnya dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam menjalankan usaha mereka.

“Peserta juga akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan mentoring 101 selama satu bulan dengan mentor, di mana mereka dapat berkonsultasi mengenai kesulitan yang dihadapi dalam usaha mereka,” terangnya.

General Manager Pelindo Cabang Makassar, Iwan Sjarifuddin saat menghadiri Pelatihan Kewirausahaan kepada UMKM Penyandang Disabilitas di wilayah Mamminasata, di Hotel Day & Night Makassar, Senin, (07/10/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Sementara, General Manager Pelindo Cabang Makassar Iwan Sjarifuddin mengatakan, pemberdayaan UMKM disabilitas di Indonesia Timur melalui Program Maju Bersama adalah langkah nyata untuk menciptakan inklusi ekonomi.

“Setiap usaha yang diberdayakan adalah harapan baru, menunjukkan bahwa kemampuan tidak terbatas pada fisik, tetapi pada semangat dan inovasi,” ujarnya.

Dia menambahkan, pemberdayaan UMKM disabilitas di Indonesia Timur melalui Program Maju Bersama adalah kunci untuk membangun komunitas yang lebih kuat dan inklusif. Hal ini pun akan menjadi komitmen mereka kedepannya dengan menjadikan program seperti ini sebagai kegiatan yang akan rutin dilaksanakan.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Dengan memberikan akses dan dukungan, kita membuka peluang yang sama bagi semua, menciptakan masa depan di mana setiap individu dapat berkontribusi dan bersinar,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Halimah sebagai salah satu peserta mengaku, kegiatan ini sangat positif sebab bisa membantu dirinya untuk mengetahui cara mengembangkan usaha di era digital saat ini.

“Disini saya ingin belajar bagaimana cara pemasaran digital dengan memanfaatkan sistem online. Karena memang selama ini masih sistem konvensional, sementara sekarang sudah zamannya digital,” katanya,

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Halimah sendiri menegaskan, dalam menjalankan bisnis menjahitnya ia baru mendapatkan pembinaan dari pemerintah setempat melalui Dinas Sosial, sementara pihak swasta belum. Dimana bantuan pada umumnya hanya datang dari organisasi disabilitas.

“Makanya ini baru pertama kali saya ikut sementara saya menjadi pelaku usaha menjahit itu sudah 10 tahunan,” terang pengelola Rumah Jahit Ima ini.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646