REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Tingkat literasi dan inklusi keuangan di wilayah perdesaan masih rendah jika dibandingkan wilayah perkotaan. Hal tersebut berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) periode 2024 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam hasil tersebut menunjukkan indeks literasi keuangan di perdesaan sebesar 59,25 persen, sementara di perkotaan 69,71 persen. Selanjutnya, indeks inklusi keuangan di perdesaan sebesar 70,13 persen, dan di wilayah perkotaan 78,41 persen.
“Tentunya dengan melihat hasil survei ini OJK akan semakin menggiatkan kegiatan literasi dan inklusi keuangan di wilayah yang masih kami anggap rendah,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, di sela-sela Pemaparan Hasil SNLIK 2024, secara virtual, kemarin.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Ia mengatakan, survei tersebut dalam rangka mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan penduduk Indonesia. Hasil survei tersebut akan menjadi landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan di masa mendatang.
Apalagi sebelumnya, OJK memiliki fokus untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Baik konvensional maupun syariah sesuai pada Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Tahun 2023-2027.
Friderica menyebutkan, secara umum hasil SNLIK 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Kemudian, pada tingkat literasi keuangan di sektor syariah sebesar 39,11 persen, dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
“Ini akan menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk dan layanan keuangan yang sesuai kebutuhan, dan kemampuan konsumen dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk,” ujarnya.
Dalam hasil tersebut juga menyebutkan, untuk kategori berdasarkan gender. Dimana menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi yakni 66,75 persen dibandingkan dengan indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 64,14 persen. Hasil tersebut juga sama dengan indeks inklusi keuangan perempuan yang lebih tinggi yakni 76,08 persen, dari laki-laki sebesar 73,97 persen.
Sementara, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, lokasi survei dilakukan di 34 provinsi yang mencakup 120 kabupaten atau kota, termasuk 8 wilayah kantor OJK. Pelaksanaan survei ini berlangsung sejak 9 Januari hingga 5 Februari 2024.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
“Jumlah sampel SNLIK 2024 sebanyak 10.800 responden yang berumur antara 15 sampai dengan 79 tahun,” terangnya.
Untuk metode sampling yang digunakan adalah stratified multistage cluster sampling. Selain itu menggunakan parameter literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku. Sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan.
“Penggunaan parameter ini sesuai dengan indikator yang digunakan dalam OECD/INFE International Survey of Financial Literacy,” terangnya.