REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni melakukan pengecekan langsung warga dengan kondisi miskin ekstrem.
Hal ini tentunya sebagai upaya melakukan validasi terhadap data miskin ekstrem sesuai dengan indikator yang berlaku. Pengecekan tersebut pun dilakukan dari lorong ke lorong yang ada di Kecamatan Somba Opu.
Abd Rauf mengatakan, dari proses pengecekan langsung, pihaknya menemukan bahwa ada beberapa data yang dinilai belum sesuai dengan data yang dikirim pemerintah kecamatan kepada pemerintah daerah.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Hal ini disebabkan karena masih banyaknya yang tidak memahami kriteria dari miskin ekstrem tersebut. Sehingga, terjadi kekeliruan dalam memasukkan data yang menyebabkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa tinggi.
“Jadi kami sengaja mengecek di lapangan terkait laporan dari seluruh camat yang ada melalui hasil validasi tahap kedua apakah data yang masuk sudah sesuai atau tidak,” katanya usai melakukan pengecekan, kemarin.
Ia menegaskan, dalam memvalidasi kemiskinan ekstrem terdapat tujuh kriteria yang perlu diperhatikan. Kriteria ini pun sesuai dengan rujukan dari pemerintah pusat.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Lanjutnya menyebutkan, pertama, enam bulan terakhir tidak terdapat paling sedikit satu anggota keluarga yang memiliki sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok perbulan. Kedua, tidak semua anggota keluarga makan makanan beragam, seperti makanan pokok, sayur, buah, dan lauk paling sedikit dua kali sehari. Ketiga, keluarga tidak memiliki tabungan atau simpanan, seperti uang kontan, perhiasan, hewan ternak, hasil kebun, dan lainnya yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam tiga bulan kedepan.
Keempat, keluarga tidak mempunyai fasilitas rumah yang layak huni. Baik itu atap jerami, bambu, kardus, lantai tanah, atau dinding anyaman bambu, dan batang kayu bambu. Kelima, keluarga tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak. Seperti, sumur atau mata air tidak terlindungi atau terbuka, sumber air dari sungai, danau, waduk, atau air hujan.
“Termasuk keluarga tidak mempunyai jamban yang layak, dan luas rumah atau bangunan kurang dari 8 m2 per orang atau rumah kontrak, sewa atau menumpang,” jelasnya.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
Olehnya itu dirinya meminta lurah dan camat untuk kembali mengecek data kemiskinan ekstrem yang ada di wilayahnya masing-masing.
Dirinya berharap, data yang ada betul-betul memiliki kriteria miskin ekstrem. Sehingga Pemerintah Kabupaten Gowa bisa melakukan penanganan dengan tepat sasaran.
“Semoga dengan pengecekan di lapangan ini nanti camat sudah mengerti dan bisa membedakan mana miskin ekstrem dan mana yang miskin,” harapnya.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Sementara, Camat Somba Opu, Agussalim mengapresiasi langkah Wakil Bupati Gowa yang mengecek langsung kemiskinan ekstrem yang ada di wilayahnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa warga tersebut masuk kategori miskin ekstrem atau tidak.
“Saya kira ini kunjungan yang luar biasa yang dilakukan oleh Bapak Wakil Bupati Gowa mengecek langsung warga yang masuk kategori miskin ekstrem,” ungkapnya.
Setelah kunjungan ini, Agussalim mengaku sudah meminta seluruh lurah yang ada di Kecamatan Somba Opu untuk kembali melakukan validasi data kemiskinan ekstrem sesuai tujuh kriteria. Karena menurutnya, hasil kunjungan belum ditemukan masyarakat kategori miskin ekstrem sesuai dengan kriteria yang ada.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
“Kami sudah memerintahkan teman-teman lurah untuk mengecek kembali sesuai dengan tujuh kriteria miskin ekstrem. InsyaAllah dua atau tiga hari ini selesai sesuai dengan petunjuk Bapak Wakil Bupati Gowa,” ungkapnya.