Fenomena inilah yang membuat Muhammad Ramli Otoluwa yang akrab disapa M.Ramto, almarhum, mengatakan, Mattulada termasuk salah seorang inspirator di balik berdirinya Universitas Hasanuddin di samping para tokoh yang lainnya.
Pasca-penghadangan itu, beberapa bulan kemudian, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP & K) melalui Surat Keputusan Nomor 3369/S/ tanggal 11 Juni 1956, PP No.23 tanggal 8 September 1956 dan Lembaran Negara No.39 Tahun 1956, terhitung 1 September 1956, Universitas Hasanuddin yang waktu itu sudah memiliki sejumlah fakultas sebagai cikal bakal, seperti Fakultas Ekonomi, Hukum, dan Kedokteran, resmi berdiri dan diresmikan pada 10 September 1956 oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Mattulada bersama Hamzah Daeng Mangemba pada tahun 1950-an menggubah Mars Universitas Hasanuddin. Sebelumnya pelukis Razak Djalle membuat logo Unhas. Hanya saja apakah logo tersebut sama persis dengan yang disaksikan sekarang.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
Ternyata meskipun mars Unhas yang selalu dinyanyikan pada setiap penerimaan mahasiswa baru dan upacara besar di Unhas (dies natalis dan wisuda) perlu memiliki “kawan”, yakni himne. Taufiq Ismail, penyair Angkatan 66 pun menulis himne Unhas dan memberinya judul “Lihat Pinisi Berlayar ke Cakrawala”. Himne ini kemudian diaransemen oleh Piet Leiwakabessy yang juga pelatih Paduan Suara Universitas Hasanuddin, Himne itu pertama kali menggema pada Dies Natalis ke-40 Unhas tahun 1996, setahun menjelang Prof.Dr.Basri Hasanuddin, M.A., menuntaskan masa tugas dua periodenya yang sangat fenomenal.
Kini, Universitas Hasanuddin berusia 65 tahun. Jika dibandingkan seorang manusia, ia bagaikan sudah memasuki lansia. Jika disebut lansia, berarti sudah tidak dapat berkreasi lagi. Tetapi Unhas adalah bagaikan kelapa, yang makin tua kian banyak santannya. Meskipun sudah lansia, dia harus tetap bagaikan seorang gadis manis yang harus tetap bersolek tiada henti untuk terus berkreasi dan berinovasi serta diminati. Tentu saja ini akan sangat ditentukan oleh siapa yang akan menakhodai universitas ini ke depan, sepeninggal Prof.Dr.Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., perempuan cantik yang sudah memimpin almamater ini dua periode dengan segudang prestasi dan inovasi.
Dirgahayu almamaterku. (M.Dahlan Abubakar, Dosen Tidak Tetap-mu).
