0%
logo header
Sabtu, 22 Oktober 2022 14:47

Taiwan ICDF Lirik Kerjasama Lanjutan Dengan Fakultas Pertanian Unhas untuk Komoditas Jagung

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Chief of Taiwan Technical Mission of Taiwan ICDF in Indonesia Kao Hsiang Tai, saat menghadiri pembukaan Pelatihan Penangkaran Benih Padi Tahun 2022, di Hotel Arthama Makassar, kemarin. (Foto: Chaerani/Republiknews.co.id)
Chief of Taiwan Technical Mission of Taiwan ICDF in Indonesia Kao Hsiang Tai, saat menghadiri pembukaan Pelatihan Penangkaran Benih Padi Tahun 2022, di Hotel Arthama Makassar, kemarin. (Foto: Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kerjasama antara Taiwan International Cooperation and Development Fund (Taiwan ICDF) bersama Center of Excellence (CoE) Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin memasuki masa akhir. Dimana kerjasama dalam rangka mendorong peningkatan pembenihan padi bagi kelompok petani ini telah berlangsung selama enam tahun.

Taiwan ICDF pun melirik kerjasama lanjutan pada komoditas pertanian lainnya. Antara lain pada komoditas jagung.

“Taiwan ICDF telah memiliki hubungan yang baik dengan Fakultas Pertanian Unhas sejak adanya kolaborasi ini. Makanya saya percaya di masa yang akan datang kita punya kesempatan untuk melanjutkan kerjasama, bukan hanya untuk perbenihan padi, tapi juga komoditi lain, seperti jagung,” kata Chief of Taiwan Technical Mission of Taiwan ICDF in Indonesia Kao Hsiang Tai, saat menghadiri pembukaan Pelatihan Penangkaran Benih Padi Tahun 2022, di Hotel Arthama Makassar, kemarin.

Baca Juga : IRRI dan Taiwan ICDF Perkuat Pengetahuan Peneliti dan Pemerintah Daerah Mengenal Pertanian Digital

Bahkan Kao Hsiang mengaku, kerjasama yang dapat dilakukan dengan Fakultas Pertanian secara khusus, dan Universitas Hasanuddin secara umum bukan hanya untuk pertanian, tetapi beberapa sektor lainnya. Di antaranya, kesehatan, kesehatan masyarakat, dan bidang-bidang lainnya.

“Bahkan bukan hanya untuk pertanian, tapi kita punya proyek tentang kesehatan, kesehatan masyarakat, dan bidang lainnya,” terangnya.

Specialist of Taiwan Technical Mission in South Sulawesi itu Yi-Cheng Huang mengatakan, untuk saat ini, kolaborasi antara Taiwan ICDF dan Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan memang hanya untuk produksi benih padi berkualitas. Tetapi kedepan, pihaknya berharap dapat menjalin kerjasama yang lebih jauh dengan memanfaatkan bidang dan sektor lainnya.

Baca Juga : Program Pembinaan Taiwan-ICDF Bersama Unhas Bantu Pemenuhan Benih Bermutu Bagi Daerah

“Kami berharap bisa menjalin kerjasama di berbagai bidang, seperti mesin, komunikasi, kesehatan, dan bidang yang lain,” tambahnya singkat.

Sementara, Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof. Salengke mengaku, kerjasama antara Taiwan ICDF dengan Fakultas Pertanian Unhas ini adalah mendorong pengembangan benih berkualitas. Hal ini berangkat dengan kondisi beberapa tahun lalu, yang mana masih banyak petani masih menanam benih secara asalan. Kebiasaan ini pun mempengaruhi produksi mereka.

“Kalau kita lihat lima atau enam tahun yang lalu, itu masih banyak petani kita, istilahnya menanam benih asalan, yang terjadi adalah produktivitasnya rendah, populasi tanama di persawahan juga rendah sehingga secara umum menyebabkan produksi yang dihasilkan rendah,” terangnya.

Baca Juga : Taiwan ICDF Bersama Pertanian Unhas Maksimalkan Penguatan ke Petani Hasilkan Benih Bermutu

Sehingga, dinilai perlu adanya pengembangan benih berkualitas dan dengan kerjasama ini maka petani di daerah binaan telah mampu menghasilkan benih berkualitas. Bahkan benih-benih yang mereka hasilkan itu diambil oleh pengusaha-benih benih.

“Nah sehingga kita sekarang berfikir bagaimana membuat label sendiri untuk Unhas sehingga nanti yang di jual di luar sana itu adalah hasil dari kerjasama dengan Taiwan ICDF dan Unhas,” harap Prof Salengke.

Ia menambahkan, kebutuhan benih di Sulawesi Selatan setiap tahunnya cukup besar. Misalnya, jika melihat luas pertanaman padi di Sulsel sekitar 1 juta Hektare (Ha), sehingga jika satu Ha saja butuh 20 kilogram (Kg) benih, sudah bisa dibayangkan berapa banyak benih yang dihasilkan.

Baca Juga : Taiwan ICDF dan Unhas Komitmen Dorong Kualitas Petani Hasilkan Benih Berkualitas

“Dengan adanya kerjasama ini kita harapkan petani tidak lagi menanam benih dengan salah. Saya sudah hitung-hitung itu kontribusi dari kolaborasi ini terhadap Sulsel pertahunnya sekitar 17 persen dan itu sudah sangat signifikan,” katanya.

Ia menyebutkan, selama ini petani mampu memproduksi gabah sekitar 5 hingga 6 ton per Ha per satu kali panen dari 380 Ha lahan persawahan yang dibina. Sementara untuk hasil bersihnya (setelah di seleksi, dan dibersihkan) itu menjadi benih sekitar menjadi 4 ton per Ha.

Sekadar diketahui, pada kerjasama ini
telah ada 380 Ha area pertanaman yang dibina. Mereka terbagi di delapan kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Antara lain, Kota Parepare, Kabupaten Gowa, Maros, Pinrang, Sidrap, Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu.

Penulis : Chaerani
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646