0%
logo header
Rabu, 28 Agustus 2019 15:35

Tim Pengabdian Masyarakat FKG Unhas Lakukan penyuluhan di Bone

(FOTO: Ist)
(FOTO: Ist)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BONE – Fakultas kedokteran gigi Universitas Hasanuddin melakukan program pengabdian masyarakat sebagai bentuk dari tridharma pergutuan tinggi.

Kegiatan penyuluhan dan identifikasi tanda dan gejala kelainan sendi temporomandibula ini sebagai bagian dari acara Dies Natalis Unhas yang ke-63, bertempat di SMA Negeri 5 Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone, Selasa (27/08/2019).

Rombongan dari Fakultas kedokteran Gigi Unhas berjumlah 15 orang yang terdiri dari dokter gigi spesialis (drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros dan drg. Irfan Rasul, Sp.BM), residen PPDGS Prostodonsia serta Dokter Gigi Muda. Sebagai ketua rombongan drg. Acing Habibie Mude, Ph.D menyampaikan pentingnya pengetahuan terkait gejala dan sindrom kelainan sendi rahang, agar siswa dapat mencegah terjadinya gangguan tersebut.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“kebiasaan mengunyah pada satu sisi, menggigit kuku atau ballpoint serta menopang dagu bisa menjadi pemicu kelainan pada sendi rahang,” katanya.

Kegiatan ini dibuka oleh Drs. H. Mastan, MP.d sebagai Kepala UPT SMA Negeri 5 Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.

Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi

Ia merasa antusias dikarenakan menjadi sekolah yang dipilih sebagai mitra kegiatan ditengah banyaknya sekolah yang ada di Kabupaten Bone.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif karena memberikan banyak pengetahuan dan pemahaman kepada siswa tentang manfaat menjaga kesehatan gigi sekaligus memberi pemahaman yang jelas tentang mencermati gejala sindrom temporomandibula,” ujarnya.

Selain penyuluhan yang diberikan kepada seluruh siswa-siswi SMA Negeri 5 kecamatan Lapariaja Kabupaten Bone kemudian seluruh siswa diminta mengisi kuesioner yang telah disiapkan berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sindrom kelainan sendi temporomandiular. Siswa-siswi yang terindikasi memiliki kelainan TMD dari hasil kuesioner selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan diagnosis dari kelainan tersebut. drg. Bashierah menambahkan.

Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya

“Pentingnya mengetahui gejala dan sindrom temporomandibular sejak dini bagi siswa-siswi agar keluhan tersebut tidak semakin parah,” tuturnya.

Kegiatan ini berlangsung selama satu hari yang diikuti sekitar 970 siswa baik itu kelas X hingga kelas XII. Sebanyak kurang lebih 10 % siswa-siswi yang telah dilakukan pemeriksan diketahui memiliki keluhan sendi dan syndrom kelainan temporomandibular. (La Saddam)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646