REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga di tengah outlook kinerja perekonomian global yang menurun. Salah satunya terlihat pada pertumbuhan kredit perbankan secara nasional.
“Kondisi kredit perbankan pada periode Agustus 2024 masih melanjutkan catatan double digit growth sebesar 11,40 persen secara year of year (yoy), jika dibandingkan Juli 2024 yang hanya 12,40 persen,” terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, kemarin.
Lanjut Dian, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,08 persen, diikuti oleh kredit konsumsi 10,83 persen, sedangkan kredit modal kerja 10,75 persen.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
“Selanjutnya jika ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 13,13 persen yoy,” ujarnya.
Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,51 persen, sementara kredit UMKM juga tetap tumbuh meskipun lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,42 persen.
Sebelumnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada sektor perbankan secara nasional di periode Agustus 2024 mencatatkan pertumbuhan positif dengan capaian 7,01 persen secara year of year (yoy). Dengan pertumbuhan ini realisasi DPK perbankan mencapai Rp8.650 triliun.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
“Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga di tengah outlook kinerja perekonomian global yang menurun,” kata Dian Ediana.
Sementara, untuk capaian giro perbankan juga mencatat pertumbuhan sebesar 10,06 persen, tabungan tumbuh 6,14 persen, dan deposito masing-masing tumbuh 5,37 persen secara yoy. Selain itu, untuk pertumbuhan kredit masih melanjutkan catatan double digit growth sebesar 11,40 persen yoy menjadi Rp7.507,7 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,08 persen, diikuti oleh Kredit Konsumsi 10,83 persen, sedangkan Kredit Modal Kerja 10,75 persen. Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 13,13 persen yoy. Sementara, berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,51 persen.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
“Kredit UMKM juga tetap tumbuh meskipun lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,42 persen,” katanya.
Likuiditas industri perbankan pada Agustus 2024 dinilai tetap memadai meskipun termoderasi, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) 112,92 persen dan di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen, serta Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,37 persen dengan threshold sebesar 10 persen.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sedikit turun ke level 2,26 persen dan NPL net sebesar 0,78 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,17 persen.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
“Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019,” katanya.
Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) stabil di level yang tinggi yaitu 2,69 persen yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 26,78 persen.
“Ini kemudian menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global,” terangnya.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,24 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Per Agustus 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 40,68 persen yoy menjadi Rp18,8 triliun, dengan total jumlah rekening 18,95 juta dari peridoe Juli 2024 sebanyak 17,90 juta. Risiko kredit untuk BNPL perbankan turun ke level 2,21 persen dari Juli 2024 sebesar 2,24 persen.