Di sebelah kiri, sekitar 100m terdapat tower. Mungkin untuk pengamatan jauh ke wilayah lawan. Di sebelah utara tapal batas dua negara adalah laut lepas, ya Samudera Pasifik.
Setelah puas berfoto di area netral, kami kembali masuk ke “wilayah Indonesia”. Seorang anggota Polri mengenakan helm dengan kacamata gelap menyandang senjata organik Polri menjaga pintu keluar masuk ke area netral di gerbang Indonesia. Kami sempat bergambar bersama dengan pria yang kemudian saya tahu bernama Dani, asli Toraja, tetapi sudah lama di Papua. Dia juga menjadi anggota Polri setelah mendaftar di Papua. Meskipun orang tuanya asli Toraja, Dani mengaku belum pernah melihat tanah kelahiran moyangnya.
Setelah kami meninggalkan area netral, ternyata pintu gerbang ke area itu sudah ditutup.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
“Memang tadi pintu gerbangnya dibuka hanya untuk kita,” kata Pak Ramadhan kepada saya saat kami mengambil gambar diri di depan tulisan yang tertulis “The Border Post of Republic of Indonesia”.
Di depan papan bicara berukuran besar itu, saya sempat ber-video call dengan istri di Makassar. Melaporkan bahwa saya sudah berada di ujung paling timur republik ini dan baru saja berada di sisi barat Papua Nugini. (*)
