“Unhas telah meraih beberapa prestasi membanggakan, baik secara internasional maupun nasional, salah satunya peringkat Times Higher Education (THE) Impact Ranking SDG’s yang menempatkan Unhas pada peringkat 79 dunia dan 2 Indonesia. Dalam QS World University Ranking, Unhas juga berhasil memperoleh peringkat 1001-1200 dunia dan 8-12 Indonesia,” jelas Prof Nasrum.
Pada kesempatan itu, sebagai keynote speaker, Fadjry Djufry memberikan penjelasan terkait peranan Kementerian Pertanian dalam mendukung optimalisasi produktivitas pertanian. Visi pertanian Indonesia adalah mengembangkan pertanian mandiri dan modern.
Untuk mencapai visi tersebut, berbagai kebijakan umum dikeluarkan seperti peningkatan produksi dan produktivitas, pengelolaan pertanian berbiaya rendah, mekanisasi dan penelitian serta pertanian dan penyuluhan, mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
“Upaya strategis pembangunan pertanian terus dioptimalkan. Strategi tersebut dikemas dalam lima tindakan nyata diantaranya peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi sumber pangan lokal, penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, pembangunan pertanian modern, serta gerakan tiga kali ekspor,” jelas Fadjry.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pertanian cerdas mengintegrasikan tiga elemen berbasis teknologi, yaitu sistem informasi, teknologi presisi dan sistem fisik siber. Ketiga elemen teknologi tersebut berkolaborasi dalam sistem pertanian cerdas untuk mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.
“Faktor yang menonjol dalam mengembangkan dan mengelola pertanian cerdas bahwa pertanian cerdas tidak hanya tentang teknologi perangkat keras. Tetapi, sistem lainnya seperti kapasitas manusia, perangkat lunak dan infrastruktur,” demikian Fadjry. (*)