REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menegaskan bahwa ruang publik termasuk taman di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, adalah milik semua warga termasuk warga Citayam dan sekitarnya.
Hal ini disampaikan untuk membela keberadaan para remaja dari Citayam dan Bojonggede, Bogor yang kerap nongkrong di tempat itu hingga menjadi viral saat ini.
“Jangan pernah anggap ada hak atas gaya, ada ownership atas gaya bahwa yang berhak di jalan Sudirman itu hanya yang gayanya A, B, C, yang di luar gaya itu nggak boleh. Enggak, ini adalah milik Indonesia. Siapa saja dengan kebiasaannya, dengan caranya,” kata Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (10/7).
Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel
Kendati demikian, ia meminta kepada anak-anak remaja Citayam untuk tetap menjaga kebersihan dan ketertiban, mengingat lokasi tersebut merupakan ruang bersama.
“Hormati sesama penggunaan, selebihnya ini adalah Indonesia dan tidak selalu kalau berkumpul lalu digabung, kita semuanya jalan bareng-bareng gitu ya,” ucap Anies.
Anies bersyukur lantaran kawasan Sudirman kini menjadi tujuan orang-orang untuk sekadar menikmati megahnya gedung-gedung pencakar langit, juga untuk menikmati suasana pusat kota.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Ia lantas mengungkit program pelebaran trotoar yang ia canangkan. Anies mengingat program itu sempat menjadi kontroversi namun sekarang membuahkan hasil dan bermanfaat bagi orang banyak.
“Ingat waktu itu sempat kontroversi karena melebarkan jalan untuk pejalan kaki, mengurangi jalan untuk kendaraan bermotor. Tapi jalan Jenderal Sudirman memang kami rancang untuk menjadi complete street,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan terkait complete street yang ia maksud. Ia menyebut istilah complete street merupakan kawasan yang terdiri dari trotoar yang diperuntukan bagi para pejalan kaki, pesepeda, lokasi kendaraan umum hingga untuk kendaraan pribadi.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Tempat ini yang dulunya orang keluar-masuk Sudirman itu selalu menggunakan kendaraan pribadi, bahkan pindah antar gedung pun kendaraannya pribadi, sekarang mereka bisa jalan kaki dan masyarakat luar kawasan Sudirman itu bisa jalan-jalan ke sana,” tutup Anies.
