0%
logo header
Jumat, 17 Juni 2022 10:38

Wakapolri Bicara Waspada Hoax PMK Hingga Antisipasi Kenaikan Kasus Covid 19

Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono. (Istimewa)
Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, meminta para penjabat Kepada Daerah bekerjasama menangani permasalahan yang ada saat ini di masyarakat.

Secara khusus Wakapolri menyoroti soal penanganan Covid-19, mafia migas, sampai penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Akhir-akhir ini ada varian baru BA.4 dan BA.5. Ini jadi tantangan bagi kita semua para penjabat gubernur, kemudian wali kota dan bupati, untuk dapat mengantisipasi,” terang Gatot di Kantor Kemendagri, Kamis (16/06/2022) kemarin.

Baca Juga : Antisipasi DPO di  KTT G20, Polri Gunakan Face Recognition Untuk Pengamanan

Wakapolri mengimbau masyarakat tetap selalu memperhatikan protokol kesehatan. Dia menyebut kebiasaan itu akan menghindarkan masyarakat terjangkit virus Corona dan penyakit lainnya.

“Walaupun ada kebijakan bisa tidak menggunakan masker di luar ruangan, kita menyarankan menyampaikan kepada masyarakat tetap memakai masker. Dan pada acara yang memang mengumpulkan orang, menjaga jarak, masih kita perlu untuk menjaganya,” jelas Gatot.

Gatot mengungkapkan, kondisi pandemi Covid-19 akan berdampak langsung pada kondisi perekonomian di Indonesia. Dia meminta masyarakat bersama-sama mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19.

Baca Juga : Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono Resmi Jadi Anggota Kehormatan IKA UNRI

“Kalau pandemi Covid-19 ini bisa kita kendalikan, bahkan pada titik yang terendah, kemudian ekonomi kita bisa berjalan dengan baik, tentunya ini harapan kita semua,” katanya.

Selain itu, Gatot juga meminta para penjabat Kepala Daerah berkoordinasi agar tidak menimbulkan isu-isu terkait PMK jelang Idul Adha. Menurut dia, isu yang tidak sesuai fakta dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

Gatot menerangkan hoaks yang terus menerus diberikan ke masyarakat dapat menghadirkan fenomena post truth, di mana orang lebih percaya hoaks dibanding fakta dan data. Mereka lebih percaya dengan persepsi yang terus hadir lewat media sosial maupun saluran lainnya.

Baca Juga : Akpol Angkatan 96 Launching Buku ‘Berjuang di Sudut-sudut Tak Terliput’

“Sehingga bisa menimbulkan konflik, apalagi di situ ada ujaran-ujaran kebencian yang terus menerus disampaikan, nah ini perlu kita antisipasi secara bersama-sama, karena kalau dibiarkan nanti di tahun politik, situasi memanas,” kata Gatot.

Lebih jauh Gatot menerangkan saat ini daya literasi masyarakat masih rendah. Banyak dari mereka yang hanya membaca berita dari judulnya saja, tanpa mencari tahu lebih jauh. Hal ini membuat mereka lebih mudah terjebak dalam hoaks.

Penulis : Wahyu Widodo
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646