0%
logo header
Selasa, 02 Agustus 2022 20:16

Wetland Square Cetak Buku Antologi Bersama, Hajriansyah Beri Catatan Peserta Literasi Festival

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Hajriansyah tengah menjelaskan tips dari materi setelah menulis pada Festival Literasi di Wetland Square, Banjarmasin. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)
Hajriansyah tengah menjelaskan tips dari materi setelah menulis pada Festival Literasi di Wetland Square, Banjarmasin. (Foto: Rahim Arza/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah memberikan catatan serta arahan dalam langkah mudah pasca menulis pada acara Festival Literasi di Wetland Square, Jl Ahmad Yani Kilometer 4, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dalam pertemuan itu, dia mengisi materi tentang setelah menulis dan lalu bagaimana? Apakah karya sastranya cuma disimpan saja atau dikirim ke media, bahkan upaya dijadikan sebuah buku.

“Membaca itu adalah upaya membandingkan tulisan orang dengan tulisan kita, maka sangat penting ini. Dan membaca itu merefleksikan,” ucap Hajriansyah kepada republiknews.co.id, Selasa (2/8/2022).

Sementara, kata Hajri, manfaat serta tujuan dalam menulis itu adalah menuangkan gagasan untuk berbagi kepada orang lain. Jadi, kata dia, apabila ada selintas gagasan yang muncul maka segera catat poin-poinnya. “Apabila ada kalimat baru yang ditemukan, asik dan menarik. Catat,” ujarnya.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Hajri mengkhawatirkan, jika gagasan kita dibiarkan saja maka takutkan akan cepat hilang seketika. Mengingat dulu, kata dia, para penulis mencatatnya di buku tulis dengan menggunakan pulpen maupun pensil.

“Ide dan gagasan itu jangan didiamkan saja, kalo bisa dicatat atau direkam. Lalu tuliskan, ketika menjadi tulisan utuh maka harus dibaca ulang lagi sebagaimana kita memeriksanya,” ungkap Hajri.

Selain itu, Hajri menyarankan setelah menulis harus mengirimkan karya-karya ke media yang memuat rubrik sastra, atau mengirim ke penerbit-penerbit. Ada dua jenis penerbit, kata dia, yaitu penerbit mayor dan penerbit indie. “Kalo penerbit indie banyak di lokal seperti penerbit Tahura Media milik saya, seperti penerbit Artikata milik Sumasno Hadi dan seterusnya,” kata dia.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Adapun, kata Hajri, di luar sana juga banyak menerima karya-karya terbaik para penulis jika tulisannya sudah dianggap baik. Maka, menurutnya sudah layak mengirim ke penerbit mayor di luar sana.

“Selama produktif, penulis akan terasah dan menjadi mahir. Selagi itu, dia akan terus mempelajari tulisannya. Salah satu caranya membaca ulang, atau membaca karya orang,” pungkasnya.

Dengan rajinnya menulis, Hajri mengajak penulis pemula agar terus membuka jaringannya ke luar, baik mengikuti pergelaran sastra maupun bergabung ke komunitas lainnya.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Selaku Project Officer Wetland Square, Ade Syahputra menjelaskan yang mendaftar secara online sebanyak 90 orang lebih, yang dibagi menjadi dua kelas yaitu puisi dan cerpen. Namun, kata Ade, jumlah itu akan dikurasi lagi dengan masing-masing kelas berjumlah 25 orang, yang dipilih sebagai peserta terbaik dengan karyanya.

“Di kelas puisi yang mendaftar dengan jumlah 40 orang, dan sisanya dari kelas cerpen. Pastinya, peserta yang sudah mengikuti kelasnya akan dikurasi lagi,” ungkap Ade.

Tujuan diadakannya Literasi Festival ini, Ade berharap agar mengembangkan minat literasi kepada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, terlebih ihwal membaca dan menulis. Selain itu, kata dia, lembaga Wetland Square menjadi wadah atau jembatan bagi para komunitas literasi di Banua.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

“Bahwa kita menyadari, banyak sekali komunitas literasi di wilayah kita. Perlu dikembangkan lagi di Banjarmasin dan sekitarnya,” jelasnya.

Dengan hadirnya Wetland, kata Ade, maka bersama-sama untuk bergabung dalam menjalin sesama komunitas, lembaga dan sebagainya. Adapun setelah kegiatan ini, pihak Wetland Square bakal membukukan karya-karya peserta Literasi Festival.

“Outputnya, para peserta tidak hanya berhenti dikegiatan ini saja. Nanti, setelah selesai cetak. Mungkin selanjutnya, kita akan menggelar bedah buku,” tandasnya.(*)

Penulis : Rahim Arza
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646