REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Musuem Balla Lompoa menyimpan ratusan benda-benda sejarah Kerajaan Gowa yang kini menjadi koleksi untuk dijadikan pusat pengetahuan bagi para wisatawan yang berkunjung.
Pemandu Musuem Balla Lompoa Andi Jufri Tanri Bali mengatakan, sejak ditetapkan sebagai Musuem Balla Lompoa pada 1973 lalu. Kehadiran museum ini menyimpan banyak benda-benda sejarah. Dimana terbagi dalam dua klasifikasi.
“Pertama, benda pusaka utama warisan Kerajaan Gowa atau pada masa Gowa Purba. Seperti, Gowa Lontara. Kedua, benda budaya sejarah yang melengkapi koleksi yang ada saat ini. ,” katanya, saat dikonfirmasi, kemarin.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Ia menjelaskan, benda pusaka utama warisan Kerajaan Gowa sejak Gowa Purba hingga Gowa Lontara adalah benda yang dipakai oleh raja berkuasa. Terdiri dari Mahkota, Gelang Tangan, dan Naskah Tua yang menjadi acuan dalam berbagai keputusan raja, termasuk benda sakti milik raja. Sedangkan klasifikasi benda sejarah lainnya adalah pelengkap koleksi yang ada.
“Museum ini tentunya akan terus dikembangkan karena masih banyak benda yang bisa ditampilkan tentang sejarah Kerajan Gowa untuk menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat. Termasuk dari luar Kabupaten Gowa,” ujarnya.
Andi Jufri yang juga Sejarahwan Gowa ini menjelaskan, asal muasal Istana Balla Lompoa dijadikan museum sejarah Kerajaan Gowa sebab ia menyimpan benda sejarah bernilai tinggi. Olehnya, sejak tidak lagi ditinggali oleh raja, maka mulailah ditetapkan sebagai museum lokal yang diberi nama Museum Balla Lompoa.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Museum ini merupakan bangunan terakhir dari istana yang pernah ada di Kerajaan Gowa,” terangnya.
Sementara, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya mencatat ada sekitar 465 koleksi peninggalan kerajaan di Musuem Balla Lompoa. Baik yang merupakan koleksi asli, maupun hasil replikasi.
Koleksi yang ada pun merupakan koleksi pusaka peninggalan Tumanurung Bainea dan Raja-raja Gowa dari masa ke masa. Koleksi benda-benda sejarah ini pun dirawat dengan sangat baik.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
“Jadi dalam anggaran yang diberikan Kemendikbud terkait perawatan Musuem Balla Lompoa juga mengcover terkait perawatan koleksi yang ada dalam hal ini benda-benda sejarah yang ada didalamnya,” ujarnya.
Benda sejarah ini pun terdiri dari berbagai macam bentuk. Mulai dari logam, kertas, foto-foto kondisi kerajaan, foto-foto raja-raja, dan lainnya. Koleksi yang dipelihara pun terbagi dari beberapa jenis, seperti koleksi utama yakni Salokoa. Salokoa ini adalah mahkota yang terbuat dari bahan emas murni dan beberapa butiran permata berhias. Salokoa ini merupakan peninggalan Karaeng Tumanurung Baineya sebagai Raja Gowa I pada awal abad 14.
“Koleksi Salokoa yang asli kita simpan di kamar khusus, ini tidak bisa dilihat. Makanya kita buat replikasinya untuk di pajang. Salokoa atau mahkota raja ini kita bersihkan dan buka setiap setahun sekali dalam prosesi Accera Kalompoang,” terangnya.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Kemudian, ada koleksi lainnya seperti Lasippo yang merupakan senjata tradisional berbentuk parang yang terbuat dari besi bertuah dan dinamai Lauputtuli. Fungsi Lauputtuli ini dipergunakan raja sebagai pertanda untuk mendatangi suatu tempat atau daerah yang akan dikunjungi.
