REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA- Organisasi masyarakat Pemuda Batak Bersatu dan sejumlah elemen lainnya menggelar aksi solidaritas dengan menyalakan 3000 lilin dan doa bersama untuk mengenang kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. Aksi ini dilakukan di depan Taman Ismail Marzuki (TIM), Senin malam (8/8/2022).
Penanggung jawab aksi tersebut, Irma Hutabarat menyebut aksi itu digelar karena merasa tergerak atas insiden mengenaskan yang dialami oleh Brigadir J. Sebagai seorang perempuan, ia membayangkan bagaimana posisi orang tua Brigadir J yang tiba-tiba menerima kedatangan putranya dalam keadaan tak bernyawa.
“Bagaimana rasanya anakmu datang di dalam peti, tidak boleh dibuka petinya, tidak boleh dilihat, habis itu dibilang pula penjahat seksual, dan itu semua adalah aib bukan hanya bagi keluarga Hutabarat, bagi seluruh orang batak seluruh Indonesia,” kata Irma saat memberi sambutan.
Baca Juga : 4000 Lilin Dinyalakan Peringati 40 Hari Kematian Brigadir J Berjalan Khidmat
Menurutnya, insiden penembakan di rumah dinas Kadiv Propam itu betul-betul sebagai perbuatan yang hina. Sebab membunuh seseorang, ia katakan sama saja dengan membunuh alam semesta.
“Ketika satu nyawa melayang, ketika satu orang membunuh seseorang, dia telah membunuh semesta. Ketika kita menyelamatkan satu nyawa, kita telah menyelamatkan semesta,” tukasnya.
Irma menjelaskan, bahwa aksi solidaritas ini juga dimaksudkan untuk memberi pengawalan agar tidak ada lagi kejadian seperti yang dialami Brigadir J, dimana seseorang dibunuh tanpa adanya pertanggungjawaban.
Baca Juga : Empat Pejabat Polda Metro Jaya Diperiksa Terkait Brigadir J, Begini Respon Irjen Fadil
Irma menegaskan, bahwa kasus ini tidak hanya melukai marga Hutabarat atau orang batak, tetapi telah melukai seluruh masyarakat Indonesia. Ia berharap institusi kepolisian bisa menangani kasus ini dengan memberi rasa adil kepada korban.
“Kalau polisi jahat yang tangkap Propam, kalau Propam-nya jahat yang tangkap siapa? Kita percaya akan keadilan, kita mencintai POLRI,” tutupnya. (*)
