0%
logo header
Selasa, 26 April 2022 08:57

Bertajuk Keagamaan, Taqwa Muller Sosialisasi Nilai Kebangsaan di Luwu Timur

Sosialisisai nilai-nilai kebangsaan dengan tema keagaaman anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Golkar, Muhammad Taqwa Muller.
Sosialisisai nilai-nilai kebangsaan dengan tema keagaaman anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Golkar, Muhammad Taqwa Muller.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU TIMUR- Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Golkar, Muhammad Taqwa Muller menggelar Sosialisasi Nilai-Nilai Kebangsaan dengan mengangkat tema tentang “Keagamaan”.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan bersama warga Desa Lewono, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur di gedung serbaguna Desa Lewono, Senin (25/4/2022) kemarin.

Hadir sebagai pembicara pada kegiatan itu, Mayor (Purn) Bambang Subagio, dihadiri Kepala Desa Lewono, Darman beserta tokoh agama dan toko masyarakat Desa Lewono.

Baca Juga : Reses di Sinjai, H. Patudangi Azis Serap Aspirasi Masyarakat soal Retribusi TPI Lappa

Dalam sambutannya, Taqwa menjelaskan empat konsesus dasar berbangsa dan bernegara sesuai dengan Permendagri Nomor 71 tahun 2012 tentang pedoman pendidikan wawasan kebangsaan meliputi, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila.

“Jadi harapan saya kepada masyarakat Desa Lewono masih tahu dan tetap melekat dalam hatinya tentang nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya Taqwa.

Pada kesempatan itu, Bambang Subagio menjelaskan adapun wawasan kebangsaan dalam perspektif agama yang pertama adalah Ukhuwah Islamiyah Wathoniyah Basyariyah yang artinya persaudaraan antar warga negara atau sesama bangsa, yang kedua Hubbul Wathon Minal Iman artinya cinta tanah air adalah bagian dari iman, dan yang ketiga sesuai dengan Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.”

Baca Juga : H Patudangi Azis Serap Aspirasi Masyarakat Ujung Loe dan Bonto Tiro di Bulukumba

“Tantangan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan yang pertama praktik beragama yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan, berikutnya muncul tafsir agama yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara pengetahuan, dan yang ketiga mulai terlihat cara beragama yang merusak ikatan kebangsaan dengan tekanan yang terwujud pada pilihan sikap untuk mempolitisasi agama dan sikap majoritarianism,” ujarnya. (*)

Penulis : Asril
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646