0%
logo header
Kamis, 04 Mei 2023 15:13

Bukukan Laba Rp14,4 Triliun di 2022, PT PLN Gagas Strategi Khusus

Chaerani
Editor : Chaerani
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat memantau pengembangan listrik. Melalui upaya preventif yang dilakukan PLN kembali membukukan laba penjualan dengan capaian kinerja terbaik. (Dok. PLN UIP Sulawesi)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat memantau pengembangan listrik. Melalui upaya preventif yang dilakukan PLN kembali membukukan laba penjualan dengan capaian kinerja terbaik. (Dok. PLN UIP Sulawesi)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) berhasil membukukan laba sebesar Rp14,4 triliun pada capaian kinerja keuangan di periode 2022.

Dalam pencapaian pendapatan penjualan tersebut, PLN mengagas sejumlah strategi khusus baik melalui ekstensifikasi, maupun intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pada strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air.

Baca Juga : Indosat dan Mastercard Kolaborasi Hadapi Tantangan Keamanan Siber

“Kami mengubah model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku, menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan agile,” terang Darmawan dalam keterangannya, Kamis, (04/05/2023).

Lanjutnya, capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini juga merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.

“Dari yang dulunya stagnan, backward looking, dan hanya berorientasi pada supply. Sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, forward looking, berorientasi pada demand, dan pelanggan,” jelas Darmawan.

Baca Juga : Satgas PASTI Blokir 13 Entitas Pinjol Ilegal, Modus Investasi Tanpa Izin

Tak hanya itu, PLN menghadirkan inovasi melalui program electrifying agriculture, electrifying marine, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Menurut Darmawan, program ekstensifikasi ini tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan. Namun juga menyumbang penjualan listrik perseroan sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun.

PLN juga membangun ekosistem ketenagalistrikan yang baru melalui skema co-investment dengan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi pasar agar bisa menghadirkan listrik sesuai dengan kebutuhan industri.

Baca Juga : Tatap Pilkada Soppeng, Suwardi Haseng Intens Temui Masyarakat demi Dongkrak Elektabilitas

Lewat program akuisisi captive power, PLN juga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.

“Meski sejak 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3 persen. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54 persen, dan bisnis besar meningkat 22,47 persen. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.

Sedangkan, melalui strategi intensifikasi, PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. Layanan home charging menjadi terobosan bagi pengguna kendaraan listrik. Sementara program promo tambah daya diberikan untuk meningkatkan produktivitas pelanggan. Dari strategi ini, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 1,31 TWh atau setara Rp2,2 triliun.

Baca Juga : Revitalisasi Kompleks Makam Arung Palakka dan Pattingalloang, Bupati Gowa: Terimakasih Polda Sulsel

Peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, bahkan hingga menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).

Jumlah konsumen PLN meningkat lebih dari 3 juta pelanggan dalam setahun, yaitu dari 82,54 juta pelanggan di tahun 2021 menjadi 85,63 juta pelanggan di 2022. Di saat bersamaan, PLN juga melakukan efisiensi melalui transformasi digital secara end to end. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, juga memaksimalkan digitalisasi sistem pengadaan dan monitoring aset sehingga pemeliharaan lebih efektif dan tepat sasaran.

“Upaya ini berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 10 persen dari target atau mencapai Rp2,6 triliun,“ jelas Darmawan.

Baca Juga : Revitalisasi Kompleks Makam Arung Palakka dan Pattingalloang, Bupati Gowa: Terimakasih Polda Sulsel

Efisiensi operasional juga dilakukan PLN dengan memaksimalkan utilisasi pembangkit milik sendiri. Upaya ini membuat korporasi dapat menghemat Rp1,1 triliun dari pengurangan kapasitas sewa pembangkit. Konsultasi bersama dengan Independent Power Producer (IPP) untuk memundurkan Commercial Operation Date (COD) pembangkit juga menghasilkan efisiensi pembelian tenaga listrik mencapai Rp10,1 triliun pada 2022.

Di saat bersamaan, sebagai wujud nyata pengawalan transisi energi di Indonesia, PLN berhasil mengoptimalkan produksi listrik dari pembangkit listrik bertenaga air sebesar 13,2 TWh dari target sebesar 10,9 TWh.

Darmawan mengungkapkan, di balik capaian ini ada kerja keras, loyalitas dan dedikasi dari seluruh insan PLN yang tercermin pada peningkatan produktivitas pegawai dan efisiensi biaya kepegawaian yang signifikan.

Baca Juga : Revitalisasi Kompleks Makam Arung Palakka dan Pattingalloang, Bupati Gowa: Terimakasih Polda Sulsel

“PLN mampu mengubah kultur dari bureaucratic like menjadi business like, sehingga tercipta streamlining bisnis yang mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang ada di perusahaan,” katanya.

Belum lagi pada produktivitas pegawai meningkat dari 4,9 juta kWh per pegawai pada 2021 menjadi 5,3 juta kWh pada 2022. Di saat bersamaan, PLN berhasil memangkas biaya kepegawaian sebesar Rp1,6 triliun dari target.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646